Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengusulkan dua skenario untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% sebagaimana yang ditargetkan oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
“Presiden (terpilih) punya visi mau ekonomi tumbuh 8%, kami punya skenarionya,” kata Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti dalam Seminar Nasional Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia di Jakarta, Rabu (16/10).
Menurut Amalia, Indonesia perlu mencapai rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar minimal 6% bila ingin keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap.
Dengan visi Prabowo mengejar pertumbuhan ekonomi 8%, maka target keluar dari middle income trap kemungkinan bisa tercapai lebih cepat.
“Kalau ingin 8% di lima tahun pertama (menjabat), sah-sah saja. Bahkan lebih baik karena bisa mempercepat. Tugas kami di Bappenas adalah untuk mengeksekusi itu,” ujar dia.
Dua Skenario Usulan Bappenas
Adapun terkait skenario usulan pertama adalah mengejar pertumbuhan ekonomi yang naik perlahan namun konsisten tiap tahun hingga akhirnya mencapai 8% pada akhir masa jabatan Prabowo.
“Jadi, skenario pertama 8% di ujung. Tahun pertama (2025) 5,7%, tahun kedua (2026) 6,4%, tahun ketiga (2027) 7,0%, tahun keempat (2028) 7,5%, dan terakhir (2029) 8,0%,” ujarnya.
Sementara skenario kedua didesain untuk mengakomodasi keinginan Prabowo agar ada akselerasi pada tahun ketiga dan keempat masa jabatannya, tepatnya 8,3% pada 2027 dan 8% pada 2028. Sedangkan pada 2029 pertumbuhannya di kisaran 7,8%.
“Dengan demikian, rata-rata selama lima tahun itu diharapkan sekitar 7,7%,” ujar Amalia.
Ekonom senior CORE Indonesia Hendri Saparini menilai Indonesia harus mendorong pertumbuhan ekonomi melompat tinggi untuk bisa keluar dari middle income trap.
“Kita menghadapi target pemerintah baru yang ingin 8%. Tapi, pertumbuhan rata-rata kita itu makin lama makin rendah. Ini perlu kita ubah, karena kita perlu menuju 8%,” kata Hendri.
Pemerintah saat ini melalui UU APBN 2025 menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada tahun depan.