Riset Celios: Kabinet Gemuk Prabowo Boros Anggaran hingga Rp 1,95 Triliun

Instagram @prabowo
Presiden Terpilih Prabowo Subianto saat memberikan pembekalan kepada calon menterinya di kediamannya, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/10/2024)
Penulis: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing
17/10/2024, 16.08 WIB

Lembaga riset Center of Economic and Law Studies (Celios) memperkirakan ada potensi pembengkakan anggara negara hingga Rp 1,95 triliun dalam lima tahun ke depan. Kondisi ini terjadi karena Presiden Terpilih Prabowo Subianto menyiapkan ratusan posisi menteri, wakil menteri, dan kepala badan dalam kabinetnya.

Angka triliunan tersebut belum termasuk beban belanja barang yang timbul akibat pembangunan fasilitas kantor atau gedung baru. Tidak hanya menjadi pemborosan fiskal, kabinet yang gemuk juga berpotensi memperlebar ketimpangan. 

“Meskipun gaji menteri relatif kecil dibandingkan jabatan lain, posisi ini dapat membawa dampak ekonomi yang luas seperti kenaikan nilai saham perusahaan yang dimiliki oleh menteri yang dapat dilihat sebagai manfaat dari akses kekuasaan,” ujar peneliti Celios Achmad Hanif Imaduddin di Jakarta , Kamis (17/10).

Para calon pejabat yang memiliki bisnis akan mendapatkan keuntungan ganda dari posisi kekuasannya. Hal tersebut akan menciptakan ketimpangan baru di masyarakat.

Prabowo sebelumnya mengatakan, sebagai negara besar, Indonesia memerlukan banyak menteri untuk mengelola pemerintahan secara efektif.  Hanif berpendapat, argumen itu perlu dipertimbangkan dengan melihat komparasi konteks internasional.

Amerika Serikat dengan populasi sekitar 346 juta orang hanya memiliki 15 eksekutif departemen setingkat kementerian. Bahkan Cina sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia, yang mencapai lebih dari 1,4 miliar, hanya memiliki 21 kementerian.

Indonesia dengan populasi sekitar 275 juta memiliki 46 kementerian, jauh lebih banyak dibandingkan negara-negara tersebut. “Fakta ini menunjukkan bahwa banyaknya jumlah menteri bukanlah cara untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemerintahan. Sebaliknya, justru berpotensi memperbesar birokrasi dan meningkatkan pemborosan anggaran negara,” kata Hanif.

Peneliti Celios Galau D Muhammad mengatakan mayoritas nama yang dipanggil Prabowo untuk mengisi kabinet berasal dari politisi dengan proporsi 55,6% atau 60 dari 108 kandidat. Proporsi profesional teknokrat hanya 15,7% atau 17 orang.

Kemudian disusul kalangan TNI/Polri dengan proporsi 8,3%, pengusaha 7,4%, tokoh agama 4,6%, dan selebriti 2,8%. “Sayangnya, hanya 5,6% yang berasal dari kalangan akademisi,” ujar Galau.

Asumsi Penghitungan Celios

Celios melakukan penghitungan estimasi peningkatan beban koalisi gemuk kabinet Prabowo berdasarkan gaji dan tunjangan menteri mencapai Rp 150 juta per bulan serta gaji dan tunjangan wakil menteri Rp 100 juta per bulan. Lalu, ada juga anggaran operasional diasumsikan Rp 500 juta per bulan per menteri atau wakil menteri.

Saat era Presiden Joko Widodo dengan 34 menteri dan 17 wakil menteri membutuhkan biaya anggaran mencapai Rp 387,6 miliar per tahun. Pada era Prabowo dengan asumsi 49 menteri dan 59 wakil menteri membutuhkan anggaran biaya Rp 777 miliar per tahun.

Dengan begitu, terdapat estimasi peningkatan anggaran mencapai Rp 389,4 miliar per tahun. “Proyeksi dalam lima tahun akibat penambahan jumlah menteri dan wakil menteri, kami dapat mengkalikan estimasi peningkatan anggaran tahunan yang sebelumnya dihitung dengan periode lima tahun,” tulis laporan Celios.

 Peningkatan anggaran dalam lima tahun dihitung dengan Rp 389,4 miliar dikali lima yaitu Rp 1.947 miliar. “Jadi, dalam lima tahun, peningkatan anggaran diperkirakan mencapai sekitar Rp 1,95 triliun,” tulis Celios.

Alasan Prabowo Bikin Kabinet Gemuk

Prabowo Subianto akan resmi dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2024. Ia sudah memanggil sejumlah orang untuk bergabung ke dalam kabinetnya sejak Selasa lalu dan yang jumlahnya sudah menyentuh ratusan.

Belakangan ini kerap dikabarkan kabinet pemerintahan Prabowo akan sangat gemuk. “Saya ingin bentuk pemerintahan persatuan yang kuat dan terpaksa koalisinya juga besar,” kata Prabowo di BNI Investor Summit 2024 di Jakarta, Rabu pekan lalu.

Menurut dia, dalam mengurus Indonesia dengan cakupannya besar, membutuhkan jumlah menteri yang banyak. Belum lagi dengan sejumlah permasalahan yang akan dihadapi.

“Nanti dibilang kabinet Prabowo, kabinet gemuk. Negara kita besar bung! Negara kita luas sama dengan benua Eropa,”  ujar Prabowo.

Reporter: Rahayu Subekti