Sri Mulyani Siapkan Strategi Waspadai Tensi Geopolitik yang Memanas

Katadata/Rahayu Subekti
(dari kiri-kanan) Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa saat menyampaikan keterangan pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2024).
Penulis: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing
18/10/2024, 18.17 WIB

Komite Stabilitas Sistem Keuangan memastikan akan mengantisipasi kondisi global, khususnya tensi geopolitik di Timur Tengah. Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dinamika perekonomian dan pasar keuangan global perlu diantisipasi.

Pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi untuk itu. “KSSK sepakat meningkatkan koordinasi dan sinergi antar-keempat lembaga,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10).

Komite tersebut juga meningkatkan kewaspadaan di tengah berbagai risiko. “Dari eksternal ada potensi rambatannya terhadap perekonomian dan stabilitas sektor keuangan di dalam negeri,” ucapnya.

Memasuki Oktober 2024, Sri Mulyani mengatakan risiko ketidakpastian pasar keuangan global kembali meningkat. Hal ini sejalan dengan ketegangan antara Israel dengan, tidak hanya Palestina, tapi juga negara Timur Tengah lainnya, seperti Libanon serta Iran.  

Ketidakpastian keuangan global meningkat sejalan dengan ketegangan di wilayah tersebut. "Eskalasi itu cukup tinggi dari skala geopolitik sehingga mempengaruhi dinamika dari keuangan global," katanya

KSSK merupakan komite yang bertugas melakukan koordinasi pemantauan dan pemeliharaan stabilitas sitem keuangan, menangani krisis keuangan, serta penanganan permasalahan bank sistemik. Anggotanya terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Reporter: Rahayu Subekti