Jadi Menko Perekonomian Lagi, Airlangga Sebut Tugasnya Semakin Berat

Katadata/Rahayu Subekti
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyapa sejumlah pegawai dan wartawan di kantornya usai dilantik di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10).
Penulis: Rahayu Subekti
Editor: Sorta Tobing
21/10/2024, 13.30 WIB

Airlangga Hartarto kembali dilantik menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada Kabinet Merah Putih 2024-2029. Menjabat di posisi yang sama, ia mengaku bersyukur meskipun merasa tugasnya semakin berat.

“Alhamdulillah, dapat amanat yang berat jadi kami perlu bekerja lebih keras,” kata Airlangga saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, usai menghadiri pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10).

Tugas dan amanatnya semakin berat karena bidang yang berada di bawah Kemenko Perekonomian bertambah pada era Presiden Prabowo Subianto.  “Kantor (kementerian) energi dan investasi juga masuk Kemenko Perekonomian, dan juga pariwisata,” ujarnya.

Sebelumnya, Kemenko Perekonomian di era Presiden Joko Widodo membawahi Kementerian Keuangan, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, dan Kementerian Koperasi.

“Sehingga pesannya jelas, mengumpulkan devisa, menambah investasi, dan membuka lapangan kerja,” kata Airlangga.

Tugas Awal di Kabinet Baru

Airlangga mengatakan menyiapkan strategi untuk menjalankan sejumlah tugas pada masa awal pemerintahan Kabinet Merah Putih. “Kalau terkait dengan perekonomian jatahnya menengah dan panjang. Kami diminta mempersiapkan ke depan,” ujar Airlangga kemarin.

Untuk target di bidang energi, ia akan menyiapkan strategi untuk menghadapi tantangan subsidi energi. Selain itu, Airlangga juga akan membuat kebijakan energi agar subsidinya tepat sasaran.

Dalam hal ekonomi makro, ia mengatakan perlu upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7-8%. “Itu bisa dapat dicapai dalam jangka menengah kemudian tentu angka-angka kemiskinan gini rasio itu perlu ada perbaikan,” katanya. 

Reporter: Rahayu Subekti