Rupiah Paling Loyo di Asia Pagi Ini, Pasar Tunggu Data Ekonomi AS

Fauza Syahputra|Katadata
Ilustrasi.
Penulis: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti
29/10/2024, 09.45 WIB

Nilai tukar rupiah melemah 0,14% ke level 15.745 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Selasa (29/10). Para ekonom  memperkirakan rupiah melemah hari ini karena pasar menanti sejumlah data ekonomi Amerika Serikat yang akan mempengaruhi keputusan The Federal Reserve atau The Fed terkait suku bunga.

Mengutip Bloomberg, sejumlah mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS. Yuan Cina melemah 0,07%, ringgit Malaysia 0,08%, serta dolar Hong Kong dan dolar Taiwan masing-masing 0,02%. Sementara itu, yen Jepang menguat 0,27%, won Korea Selatan 0,45%, dan peso Filipina 0,18%. 

“Data tenaga kerja AS yang akan dirilis pekan ini bisa menjadi indikator kesehatan ekonomi AS. Data yang lebih positif bisa mendorong penguatan dolar AS lagi karena mengurangi peluang pemangkasan suku bunga acuan AS,” kata pengamat pasar mata uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Selasa (29/10). 

Ariston menjelaskan, indeks dolar AS pagi ini masih di atas level 104. Dolar AS masih relatif kuat dibandingkan nilai tukar lainnya.

Di sisi lain, pasar juga masih menunggu kelanjutan situasi di Timur Tengah pascaIsrael menyerang Iran dan negara lainnya. Potensi ekskalasi ketegangan masih terbuka. 

Selain itu, pasar masih mengantisipasi kemenangan Donald Trump di pemilu Presiden AS pekan depan. Trump dinilai bisa kembali memicu perang dagang dan memberikan sentimen negatif ke perekonomian global sehingga dilar pun menjadi alternatif aset aman.

“Potensi pelemahan ke arah Rp 15.760 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp 15.670 per dolar AS hari ini,” ujar Ariston. 

Analis komoditas dan pasar uang Lukman Leong juga memperkirakan pergerakan rupiah terhadap dolar AS masih tertekan hari ini. Hal itu di tengah sejumlah faktor yaitu seputar pilpres AS dan imbal hasil obligasi AS yang masih terus naik. 

“Namun perlemahan akan terbatas oleh dolar AS ygang terkoreksi setelah data manufaktur Dallas yanh lebih lemah. Kisaran ada pada level Rp 15.675 per dolar AS hingga Rp 15.800 per dolar AS,” ujar Lukman. 

Reporter: Rahayu Subekti