Rupiah Diprediksi Menguat, Ditopang Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (6/11/2024). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup melemah 84 poin atau 0,53 persen menjadi Rp15.833 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.749 per dolar AS.
19/11/2024, 09.47 WIB

Sejumlah ekonom memproyeksikan rupiah bisa melanjutkan penguatannya pada pergerakan hari ini terhadap dolar AS. Hal tersebut dipicu dengan adanya penurunan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan The Fed dan penguatan dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan indeks dolar AS mulai bergerak turun. Dia menjelaskan, pelemahan dolar AS itu bisa disebabkan karena ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan AS pada Desember 2024.

“Pagi ini dolar AS di kisaran 106.20, pagi sebelumnya di kisaran 106.60. Ini bisa mengindikasikan rupiah bisa menguat terhadap dolar AS,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Selasa (19/11).

 Ariston mengatakan, berdasarkan survei, 68% investor berpendapat adanya peluang The Fed untuk memangkas suku bunga pada Desember 2024. Sementara sisanya menilai The Fed akan menahan level suku bunga pada Desember 2024.

Selain itu, Ariston mengatakan, pasar juga melihat rencana Donald Trump untuk menumbuhkan ekonomi AS membutuhkan anggaran besar. Hal ini dianggap bisa meningkatkan defisit dan ini bisa mendorong pelemahan ekonomi AS.

Tapi di sisi lain, pelaku pasar juga masih melihat potensi penguatan dolar AS ke depan. Hal itu dikarenakan potensi kebijakan perang tarif dari Trump.

“Peluang penguatan rupiah hari ini ke kisaran Rp 15.800 per dolar AS dengan potensi resisten ke kisaran Rp 15.900 per dolar AS,” ujar Ariston.

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.15 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.807 per dolar AS. Level ini menurun 49,50 per dolar AS atau 0,31% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Sementara itu,  Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memproyeksi ada peluang penguatan rupiah hari ini. “Semoga kembali terapresiasi, walaupun tipis pada level Rp 15.740 per dolar AS hingga Rp 15.940 per dolar AS,” kata Fikri.

Fikri menjelaskan, pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi pernyataan Fed Chicago President, Austan Goolsbee. Dalam pernyataannya, Goolsbee mengatakan Fed Fund Rate masih akan turun jika inflasi masih mendekati target 2%.

Investor juga masih akan mengantisipasi hasil pengumuman rapat dewan gubernur Bank Indonesia besok (20/11). “Pasar juga mengantisipasi pengumuman Bi Rate,” ujar Fikri.

Reporter: Rahayu Subekti