Ramai-ramai Tolak PPN 12%: Yenny Wahid, Bintang Emon hingga Pecinta K-Pop

ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/foc.
Sejumlah pengunjuk rasa membawa poster saat aksi penolakan PPN 12 persen di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/12/2024). Dalam tuntutannya, mereka menolak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen karena dianggap akan memicu lonjakan harga barang dan jasa yang memberatkan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Penulis: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti
23/12/2024, 15.21 WIB

Sejumlah masyarakat mengungkapkan keberatan terhadap kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN dari 11% menjadi 12% pada 1 Januari 2025. Salah satunya disampaikan komika, Bintang Emon melalui akun Instagram pribadinya @bintangemon.

Bintang merasa komunikasi pemerintah berkaitan dengan kenaikan PPN 12% tidak jelas. Ini karena ternyata tidak hanya barang mewah yang mengalami kenaikan PPN, tetapi semua barang dan jasa yang sebelumnya terkena pajak 11% akan naik tahun depan.

"Kalau pemerintahnya gentle. Kasih rilis resmi. Nih lho batasan PPN. Ternyata dilakukan? Tidak. Masih simpang siur, jadinya," kata Bintang dikutip, Senin (23/12).

Bintang tidak heran jika saat ini banyak masyarakat yang protes dan bahkan bentrok satu sama lainnya karena ketidakjelasan informasi yang disampaikan pemerintah. Menurut dia, pemerintah bertolak belakang dengan kampanye anti hoaks karena justru melakukannya dengan memberikan informasi kenaikan PPN yang tidak jelas.

"Orang kalau ngambil kagak ngomong, hitungannya maling. Orang ngambil tapi ngomongnya beda, hitungannya penipu. Masa iya mau jadi kayak gitu sih?" ujar Bintang.

Bintang mengatakan, pemerintahan saat ini banyak memiliki kementerian dan lembaga baru. Banyak dari anggota DPR yang juga merupakan pendukung Presiden Prabowo Subianto. Namun, menurutnya, tidak ada satupun yang bisa menjelaskan kenaikan PPN secara baik.

Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur Yenny Wahid juga mengungkapkan kritiknya terhadap kebijakan pemerintah itu. Ia menekankan, kebijakan pemerintah atas rakyat seharusnya didasarkan kepada kemaslahatan yang ada di tengah masyarakat.

Menurut Yenny, Indonesia kini tengah menghadapi tantangan yang begitu besar. "Rakyat hidup dalam kesulitan, harga kebutuhan pokok melonjak, daya beli menurun, kelas menengah turun kelas bahkan berkurang jumlahnya sebanyak sembilan juta orang," kata Yenny dalam acara Haul ke-15 Gus Dur, Sabtu (21/12).

Ia mengungkapkan, analisis para ekonomi mengungkapkan bahwa konsumsi domestik adalah penopang terbesar laju ekonomi Indonesia. Namun kini, pemerintah justru berencana menaikkan PPN menjadi 12% yang dapat memukul konsumsi. 

"Apakah ini bijak? Mari kita lihat negara lain. Singapura justru memberikan bantuan tunai kepada rakyatnya. Vietnam menurunkan pajaknya dan justru memperkecil jumlah pejabatnya.Namun Indonesia justru mengambil langkah sebaliknya," ujar Yenny.

Para pecinta K-pop turut memberikan respons penolakan PPN 12% yang akan dilakukan pemerintah. Melalui media sosial X, para pecinta K-Pop ramai yang menyuarakan penolakan PPN menjadi 12%.

Pemilik akun @sahisunib, misalnya, merasa kenaikan PPN 12% akan mempengaruhi terhadap kegiatannya sebagai pecinta K-Pop. “As a kpopers ini saja bakal ngaruh banget 12% itu gede banget,” kata @sahisunib.

Akun @sahisunib mengungkapkan PPN 12% akan mempengaruhi kenaikan harga langganan i-could untuk fancam. Begitu juga untuk biaya berlangganan Spotify dan Youtube saat melakukan streaming.

Biaya yang akan naik juga akan terasa saat berlangganan aplikasi untuk menonton drama Korea hingga harga tiket pesawat sebagai salah satu akomodasi saat melakukan kegiatan sebagai pecinta K-Pop.

“Kalau seperti ini, uang tabungan habis dipajak doanggg, yuk kita berisik,” tulis @sahisunib dengan menggunakan hastag #TolakPPN12Persen #PajakMencekik.

Akun NCTzen Humanity and Help Indonesia @nctzenhumanity juga sempat memberikan dukungannya kepada aksi masa penolakan PPN 12% di depan Istana Presiden, Kamis (19/12).

Akun @nctzenhumanity mengajak para pecinta K-Pop untuk menyuarakan penolakan terhadap PPN 12% dan membuka sumbangan bantuan untuk makanan dan minuman bagi para aksi demo tersebut. “Karena ini akan turut berdampak bagi kita,” tulis @nctzenhumanity

Reporter: Rahayu Subekti