Dunia Berebut Vaksin
India mencatatkan kenaikan kasus positif Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir. Negara bagian Maharashtra melaporkan 248 ribu kasus baru dalam tujuh hari. Wilayah terpadat kedua di India itu menyumbangkan 57% dari total seluruh kasus dalam negeri.
Selain Maharashtra, laporan kasus terbanyak ada di Karnataka, Kerala, Chhatisgarh dan Punjab dengan sumbangan kasus mencapai 78%. Peningkatan kasus di India terjadi sejak Februari, dengan total kasus per akhir pekan lalu lebih dari 580 ribu.
India merupakan salah satu negara yang memproduksi jutaan dosis vaksin AstraZeneca untuk kemudian diekspor ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. AstraZaneca ikut bekerja sama dengan Covax yang menyediakan vaksin pada negara miskin.
Ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh Serum Institute of India (SII) untuk Covax selama Maret dan April mencapai 90 juta dosis. Namun, belum diketahui berapa banyak vaksin yang dikirim dalam rentang waktu tersebut.
Tak hanya India, Uni Eropa pun membatasi ekspor vaksin ke luar wilayahnya. Dengan adanya kenaikan kasus positif Covid-19, India dan Uni Eropa akan memfokuskan vaksin produksinya untuk kebutuhan dalam negeri. Makanya, ada kemungkinan pasokan vaksin Covid-19 ke seluruh dunia terhambat.
Filipina termasuk negara-negara yang terkena penundaan pengiriman vaksin yang telah dijanjikan di bawah program Covax. "Peningkatan vaksinasi harian kami yang akan terpengaruh," kata Carlito Galvez, Kepala Vaksinasi Filipina, seperti dikutip dari laman Channel News Asia (30/3).
Filipina pun berjuang untuk bisa mendapatkan vaksin COVID-19. Presiden Filipina Rodrigo Duterte memohon kepada perusahaan untuk mendapatkan pasokan berapa pun biayanya, saat negaranya berjuang melawan kebangkitan pandemi.
Sementara Korea Selatan mengonfirmasi hanya akan menerima 432 ribu dosis dari 690 ribu yang telah dijanjikan. Pengirimannya akan ditunda hingga pekan ketiga April. Pemerintah Korea menyatakan tengah melobi AstraZeneca untuk mempercepat pengiriman melalui kesepakatan yang berbeda.
Covax memangkas pasokan vaksin untuk Vietnam hingga 40% menjadi 811.200 dosis dan pengirimannya pun diundur beberapa pekan. Pemerintah Vietnam meminta bantuan sektor swasta untuk mengatasi masalah pasokan vaksin ini.
India belum memberikan penjelasan sampai kapan pembatasan ekspor dilakukan. Namun, mitra distribusi COVAX, Unicef, mengatakan pengiriman diperkirakan akan dilanjutkan pada Mei.