Liputan Khusus | Kabinet 100 Menteri

Geng Muda Taruna Nusantara di Lingkaran Istana

Katadata / Lambok Hutabarat
Alumni Taruna Nusantara di Lingkaran Istana
Penulis: Ira Guslina Sufa
24/10/2024, 11.22 WIB

Sosok lelaki muda berbalut batik cokelat motif garuda dalam pertemuan antara Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka dan Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah, Minggu (13/10) menarik perhatian. Ia menjadi orang kelima dalam pertemuan yang berlangsung sepekan sebelum pemerintahan berganti. Satu lainnya adalah Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. 

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 90 menit di kediaman Jokowi itu, ia duduk persis di samping Presiden RI ke-7.  Di hadapannya ada Gibran, Prabowo dan Dasco.  Lelaki itu adalah Prasetyo Hadi, pengurus Partai Gerindra yang hari itu diminta ikut serta. 

Bagi Prasetyo, kehadirannya dalam jamuan tak lain karena perannya di partai. Ia tak menduga keikutsertaannya  justru menjadi bagian tak terpisahkan dari tugas yang akan ia emban selanjutnya. Yang jelas, hingga hari itu, ia belum tahu apakah akan dilibatkan atau tidak dalam kabinet Prabowo. "Kita kan sering berdiskusi tapi belum ada mengarah ke situ (menteri)," ujar Prasetyo saat mengkonfirmasi kehadirannya sepekan setelah pertemuan berlangsung.   

Keesokan harinya, Senin (14/10), sepulang dari Solo, pria kelahiran Ngawi 44 tahun silam itu dipanggil Prabowo ke Kertanegara. Ia menjadi satu dari  49 tokoh termasuk kader Gerindra yang diminta menghadap.  Prabowo ingin memastikan komitmen para tokoh yang akan membantunya di kabinet selama periode 2024-2029 yang tengah ia susun. 

Usai bertemu Prabowo, meski sudah mendapat sedikit pembekalan dan menandatangani pakta integritas, Prasetyo mengaku belum bisa memastikan pos menteri yang akan ia duduki.  Bahkan hingga ia kembali dipanggil ke Istana Merdeka pada Minggu malam (20/10) saat Prabowo sudah resmi menjadi Presiden RI ke-8, ia belum yakin 100%. 

"Belum tahu. Doakan saja. Apa pun tugasnya kami siap,” ujar Prasetyo malam itu. Sekitar pukul 21.20 WIB barulah ada kepastian. Ia ditunjuk menggantikan posisi Pratikno sebagai Menteri Sekretaris Negara. 

Di hari pelantikan, Senin (21/10), namanya menjadi salah satu yang banyak disorot publik. Selain karena dipercaya memegang jabatan strategis yang akan menjembatani seluruh kementerian, latar belakang pendidikannya di SMA Taruna Nusantara, juga turut menjadi perhatian. Hal itu lantaran ia bukan satu-satunya alumni sekolah berasrama yang terletak di Magelang itu yang masuk dalam Kabinet Merah Putih. 

Dari 109 daftar menteri dan wakil menteri di kabinet pemerintahan Prabowo - Gibran, ada lima nama yang tercatat pernah bersekolah di SMA Taruna Nusantara. Mereka adalah Prasetyo, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Luar Negeri Sugiono, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dan  Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya atau dikenal Mayor Teddy.

Munculnya nama para alumni Taruna Nusantara ini sebelumnya sudah pernah dibocorkan adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo. Dalam sebuah forum diskusi awal September lalu, Hashim menyebut akan ada lulusan Taruna Nusantara di kabinet Prabowo - Gibran. Hanya saja, saat itu ia menyebut jumlahnya ada 4. 

Gelagat Prabowo membawa alumni Tarnus ke kabinet pun sebetulnya sudah terlihat dengan peran yang semakin besar diberikan kepada mereka. Sugiono dan Prasetyo bahkan menjadi dua dari enam orang yang dilibatkan Prabowo menjadi bagian Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo - Gibran. Dalam tim yang bertugas sejak Mei itu, Sugiono dan Prasetyo satu meja dengan dua keponakan Prabowo, Thomas Djiwandono dan Budi Djiwandono. 

Jaringan Para Mantan Taruna 

Ilustrasi Kabinet Prabowo (Katadata/Ajeng Ayu Pertiwi)

Keberadaan alumni sekolah yang didirikan Jenderal Benny Moerdani dalam jajaran Kabinet Merah Putih menjadi sorotan publik lantaran langsung menempati posisi strategis. Selain Prasetyo yang dipercaya menjadi Mensesneg, AHY mendapat tugas menjadi Menteri Koordinator yang membawahi setidaknya lima kementerian; Kementerian Agraria dan Pertanahan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian Transmigrasi, dan Kementerian Perhubungan. 

Dari kelima alumni, AHY merupakan yang paling senior bersama Sugiono. Ia bersekolah di Taruna Nusantara pada 1994. Selama pendidikan, putra Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu pernah menjabat sebagai Ketua OSIS. Ia menamatkan pendidikan pada 1997 dan menjadi alumni SMA Taruna Nusantara angkatan kelima (TN-5). AHY pun menyelesaikan studi dengan predikat terbaik dan meraih Garuda Trisakti Tarunatama Emas.  

Sugiono yang satu leting dengan AHY juga tak kalah bersinar. Ia kini dipercaya Prabowo menjadi Menteri Luar Negeri menggantikan Retno Marsudi. Jabatan Menlu bernilai strategis lantaran dalam konsep triumvirat seperti diatur dalam Pasal 8 UUD 1945 ia menjadi satu dari tiga kementerian yang secara bersama dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertahanan bisa menggantikan tugas presiden dan wakil presiden. 

Saat bersekolah di SMA Taruna Nusantara, Sugiono aktif di Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK). Ia juga bagus dalam hal akademik. Pada saat tamat Sugiono berniat  melanjutkan pendidikan ke Akademi Militer di Magelang bersama dengan AHY. Namun akhirnya ia ikut beasiswa yang ditawarkan Prabowo Subianto yang kala itu menjabat Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Lewat proses seleksi, Sugiono terpilih melanjutkan studi ke Norwich University, sebuah kampus militer tertua di Amerika Serikat. 

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah menilai penunjukan Sugiono lebih memiliki maksud strategis. Ia berpandangan, sebagai orang dekat Prabowo, Sugiono paham betul gagasan dan tujuan diplomasi sang presiden. Ditambah lagi Sugiono memang sudah memiliki pergaulan di kancah internasional.

Menurut Rezasyah, posisi Sugiono yang tak memiliki latar belakang diplomat tak jadi halangan lantaran budaya organisasi Kemlu yang kuat. “Mengingat juga akan ada Wakil Menteri dari Kemlu sendiri, maka penunjukan Pak Sugiono ini dapat dimaklumi,” kata Rezasyah.

Terpaut satu tahun dengan AHY dan Sugiono ada Prasetyo Hadi yang merupakan alumni angkatan keenam (TN-6). Sugiono dan Prasetyo hingga kini masih terlibat aktif di SMA Taruna Nusantara melalui Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN). Dalam organisasi yang menginduk pada Kementerian Pertahanan ini, Sugiono menjabat sebagai Kepala sejak Februari 2022 dan Prasetyo sebagai Wakil Kepala. 

Setelah Prasetyo, terdapat nama Sudaryono, lulusan 2003 atau angkatan kesebelas (TN-11). Pada periode 2004–2009, ia melanjutkan pendidikan di National Defense Academy of Japan. Saat itu hanya dua siswa dari Taruna Nusantara yang lolos ke program beasiswa akademis tersebut. Pada Juli 2024 ia ditunjuk menjadi Wakil Menteri Pertanian di pemerintahan Jokowi dan berlanjut hingga kini di Kabinet Merah Putih. 

Alumni termuda yang duduk di kabinet bentukan Prabowo adalah Teddy Indra Wijaya atau biasa dikenal Mayor Teddy. Ia lulus SMA Taruna Nusantara pada 2007 (TN-15). Ia pun melanjutkan pendidikan di Akmil dan lulus pada 2011. Hingga kini Mayor Teddy masih tercatat sebagai TNI aktif yang pernah menjadi asisten ajudan Jokowi dan ajudan Prabowo saat masih menjabat Menhan. 

Setelah tamat dari Taruna Nusantara, para alumni masih sering menyempatkan waktu untuk bertemu. Selain nostalgia, bersama alumni lainnya mereka juga kerap berdiskusi mengenai beberapa isu strategis. “Beberapa hari yang lalu kami kumpul, kalau reuni macam-macam yang dibahas,” ujar Prasetyo. 

Adapun AHY berpendapat masuknya ia dalam Kabinet Merah Putih di bawah pemerintahan Prabowo tak perlu dikaitkan dengan latar belakangnya sebagai alumni SMA Taruna Nusantara. “Saya rasa mudah-mudahan tidak di-blow up menjadi sesuatu yang seolah-olah ada klub tertentu. Tidak boleh dikotomi antara lulusan tertentu dengan lulusan yang lain,” ujar AHY di hari saat ia telah resmi dilantik menjadi Menko oleh Prabowo. 

Meski begitu pensiunan muda TNI itu mengakui latar belakang yang sama membuat ia dan beberapa menteri memiliki kesamaan visi untuk kemajuan bangsa. “Saya rasa kita semua anak bangsa yang punya cita-cita dan semangat yang sama untuk mengabdi dan berperan pada negara.” 

Ksatria Jedi di Sekitar Prabowo 

Prabowo Subianto berfoto bersama politikus muda Partai Gerindra, Sumber: Instagram @prasetyo_hadi28 (Istimewa)
 

Latar belakang sebagai  anggota Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara) bukan jadi satu-satunya alasan Prabowo memilih AHY, Sugiono, Prasetyo, Sudaryono dan Teddy dalam Kabinet Merah Putih. Mantan Menteri Pertahanan itu berkeyakinan para menteri dan wakil menteri yang telah dipilih termasuk 5 alumni Tarnus adalah orang yang tepat untuk menjalankan program kerja yang ia susun. 

“Semuanya mengerti bahwa kita harus bekerja dengan baik, bekerja keras sebagai tim dalam suasana dunia penuh ketidakpastian,” kata Prabowo di Kertanegara, Senin (14/10). 

Bagi Prabowo kelima nama alumni Tarnus bukanlah figur-figur baru. Tiga di antaranya merupakan tokoh penting di Partai Gerindra yang ia pimpin. Sugiono bergabung sejak partai berlogo kepala garuda itu didirikan pada Februari 2008 dan menjadi salah satu anggota Dewan Pendiri Partai Gerindra. Ia sempat menjadi perwira aktif TNI dan bertugas di Kopassus pada 2002-2004 dengan pangkat terakhir Letnan Satu. 

Sebagai salah satu pendiri Gerindra, sejak awal Sugiono sudah berada di lingkaran satu Prabowo. Ia pernah menjadi Wakil Ketua Umum Bidang Kaderisasi dan Informasi Strategis pada 2014 hingga 2020 sekaligus sebagai anggota Dewan Pembina. Pada 2018-2019 saat Prabowo maju sebagai calon presiden untuk kedua kalinya, ia menjadi orang sibuk Prabowo sebagai Direktur Kampanye Badan Pemenangan Nasional. 

Pada 2019 hingga 2024 saat Prabowo menjabat Menteri Pertahanan, Sugiono menjadi perpanjangan tangan Prabowo di legislatif terutama dalam mengawal kebijakan dan penganggaran Kementerian Pertahanan di Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat. Ia juga menjadi Ketua Fraksi Gerindra di MPR. 

Pada Pilpres 2024, dalam sebuah momen kampanye, Prabowo memperkenalkan Sugiono sebagai anggota tim yang diberi julukan ksatria jedi. Sugiono dianggap sebagai kader ideologis Prabowo karena memiliki pandangan politik yang sejalan dengan mantan Komandan Jenderal Kopassus tersebut.

Sama halnya dengan Sugiono, Prasetyo Hadi juga sudah bersama Prabowo sejak Gerindra didirikan. Ia menjadi salah satu motor dalam pengembangan strategis partai lewat posisinya sebagai Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Gerindra. Sejak 2020 ia menjadi perwakilan Gerindra di Senayan dan duduk di Komisi II yang mengawal isu pemilu dan pemerintahan. 

Adapun Sudaryono telah berada di lingkaran Prabowo sejak pulang dari Akademi Pertahanan Jepang dengan menjadi asisten pribadi Prabowo. Sebagai orang kepercayaan, Sudaryono kerap terlihat di berbagai kegiatan Prabowo. Pada 2020 ia dipercaya menjadi  Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra hingga akhirnya terpilih menjadi Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah. 

Sudaryono juga merupakan Direktur Eksekutif Koperasi Garudayaksa Nusantara KGN Coop yang diprakarsai oleh Prabowo. Ia juga tercatat sebagai CEO Garuda TV Digdaya Media Nusantara atau Garuda TV sejak 2018 hingga sekarang. 

Masuknya tokoh Gerindra berlatang belakang Taruna Nusantara sempat ramai dibahas lantaran disebut terlalu muda untuk pos strategis di kabinet. Namun, pengajar dari Universitas Pertahanan Agung Rishdianto mengatakan hal itu seharusnya tak perlu menjadi perdebatan lantaran mereka yang dipilih memiliki prestasi di angkatan masing-masing.  

Menurut Agung, Prabowo tak memilih para menteri dan wakil menteri hanya berdasarkan latar belakang pendidikan. “Kebetulan saja perwira yang pintar itu asalnya dari SMA Taruna karena memang pada awal pembentukan siswanya memang diseleksi berdasarkan kepintaran,” ujar Agung. 

Di kalangan militer, Prabowo memang dikenal memiliki perhatian pada dunia pendidikan bahkan sebelum ia menjadi Menteri Pertahanan. Ia aktif memberikan beasiswa kepada junior di militer termasuk dari SMA Tarnus yang pintar dan berprestasi untuk sekolah ke luar negeri. Prabowo menurut Agung bahkan sering menggelontorkan dana pribadi untuk keperluan junior di TNI terasuk Taruna Nusantara yang memiliki hubungan erat dengan Akademi Militer.  Hal ini juga yang membuat banyak alumni memiliki kedekatan dengan Prabowo termasuk hingga bergabung menjadi kader Gerindra. 

Agung berpandangan komposisi Kabinet Merah Putih yang telah diumumkan sesuai dengan visi  Prabowo yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara kuat dalam percaturan politik internasional. Kombinasi latar belakang politisi, profesional dan militer di kabinet Prabowo-Gibran menurut dia akan memberi energi dalam mensukseskan program pemerintahan. 

“Saya melihat bahwa mereka akan bekerja sangat konsisten pada program yang telah dirancang,  dan bahkan akan berusaha melebihi target di masing-masing kementerian,” ujar Agung optimistis. 

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu, Amelia Yesidora