Kami akan Komit kepada Utang yang Membebani Pemerintah

Ilustrator Katadata/Betaria Sarulina
Cawapres 2019 Sandiaga Uno
Penulis: Tim Redaksi
Editor: Yura Syahrul
15/2/2019, 14.33 WIB

Pangan

Bagaimana pandangan Anda mengenai impor pangan, apakah akan melakukan kebijakan yang sama?

Kenapa saya tertarik banget bicara sama Katadata, karena ini sorry to say, pemerintah tidak punya satu basis data yang integrated, yang menunjukkan bahwa kita punya pasokan cukup. Antar kementerian beda pendapat. Kementerian Pertanian mengatakan memiliki pasokan yang cukup, Kementerian Perdagangan bilang tidak (cukup). Jadi yang utama adalah data, jangan berdebat di depan publik.

Pastikan kalau ada kekurangan pasokan karena berakibat meningkatnya harga pangan kalangan masyarakat menengah ke bawah. Tapi kita akan menghentikan kebijkan impor saat panen. Karena saat panen, petani khususnya mengharapkan kenaikan harganya.

Jadi itu yang akan kami lakukan, kami juga terus mendorong sumber-sumber produksi nasional. Kebijakan untuk tidak impor saat panen akan memberikan keyakinan kepada para petani bahwa pemerintah berpihak pada mereka.

Bagaimana mengintegrasikan data antar-lembaga pemerintahan?

Sebetulnya sudah ada infrastrukturnya, tapi yang membuat semrawut itu interprestasi dari data tersebut. Misal kita sepakati BPS sebagai badan yang punya kewenangan tunggal.

Data itu tidak akan pernah berbohong. Data adalah data. Kita perlu meyakini bahwa data tersebut jangan dititipkan kepentingan-kepentingan lain. Pasti kita akan melihatnya dengan perspektif sama. Jadi infrastrukturnya sudah ada dan di situlah kepentingan yang kuat.

Menurut data, kita memiliki sumber produksi yang cukup. Jadi seperti itu, sederhana buat kita dan sangat-sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kebijakan yang tepat. Semua kebijakan itu harus berbasis data.

Pemerintah sudah membentuk Satgas Pangan untuk mengatasi persoalan tersebut. Apakah Anda melihat itu sudah tepat?

Satgas Pangan, satgas impor ya tentunya selalu merupakan reaksi yang cepat. Reaksi cepat dari anomali tanpa melihat akar permasalahannya. Saya ingin ke depan kita melihatnya justru lebih kepada akar permasalahannya. Misalnya, kenapa harga meningkat. Harga meningkat itu sebabnya ada dua. Satu, karena pasokan yang kurang atau rantai distribusi tidak merata. Itu yang menjadi akar permasalahan.

Apakah kebijakan proteksi produk dalam negeri akan diterapkan di Indonesia kalau Anda terpilih?

Tidak akan. Perjanjian dagang itu menguntungkan buat kita gak? Membuka lapangan kerja rakyat Indonesia gak? Itu yang harus kami fokuskan. Walaupun tidak menerapkan "Indonesia First", tetapi kita harus mendahulukan kepentingan kita. Karena pada saat ini kita masih melihat. Semua merevisi pertumbuhan ekonomi. Kita harus pastikan.

Bagaimana kebijakan larangan kapal asing?

Saya sepakat dengan apa yang dilakukan dengan Menteri KKP Susi Pudjiastuti. Kita berikan efek jera. Nah sekarang ini sudah berhasil. Kita harus tingkatkan produktivitas dan kemudahan.

Halaman: