Industri Tekstil Terhambat Diplomasi Perdagangan Bebas

Ilustrator Betaria Sarulina
Wakil Presiden Direktur PT Pan Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
29/4/2018, 16.58 WIB

Tahun lalu ekspor TPT meningkat menjadi 5% dan menunjukkan bahwa tekstil tidak disebut sunset industry..

Dari dulu tekstil itu harusnya tidak disebut sebagai sunset industry. Dulu disebut sunset karena sebelum 1998, menggunakan subsidi solar, saat itu tak ada perbedaan antara solar industri dan solar konsumsi. Sehingga banyak pabrik spinning yang menggunakan energi itu untuk memproduksi kapas menjadi benang.

Sehingga pada saat subsidi itu dicabut, ongkosnya naik dua kali lipat, akibatnya biaya produksinya extremely jadi mahal sekali dibandingkan yang lain. Jadi penyebutan sunset industry karena circumstances yang ada hubungannya dengan TPT, seperti subsidi dicabut.

Sebenarnya bertahun-tahun saya sudah ngomong kalau penyebutan sunset, thats a very stupid things. Kenapa? Industri ini dibutuhkan untuk memberikan pekerjaan kepada para unemployment. Distorsi anggapan ini otomatis membuat perbankan tidak ada yang mau membiayai, dan tidak semua perusahaan kuat untuk bisa mempertahankan bisnisnya.

Bila lihat dari track record-nya Pan Brothers, kami selalu naik sejak 2004. Cuma ya itu, kami naik dengan dasar kekuatan sendiri. Perbankan asing yang memberikan pinjaman karena lebih mengetahui supply chain. Sementara perbankan nasional tidak memahami supply chain industri ini. Belakangan saja BRI ikut masuk.

Pan Brothers salah satu perusahaan yang menerapkan teknologi 4.0, sebenarnya sejak kapan memulainya? Ada momen yang memicunya?

Sudah hampir 10 tahun dengan dimulai pengelolaan data sejak 2008. Momennya saat kami harus pastikan semua order itu terkelola dengan baik 2x24 jam setelah kami menerimanya.

Tanpa sistem, kami kesulitan melakukannya. Contohnya, kami mendapatkan purchased order yang besar dan banyak, kalau kami tidak bisa kelola pakai data, itu tak mungkin kami konfirm balik dalam waktu 2x24 jam.

Itu untuk menangani seluruh order dari sekian banyak buyer, dengan spesifikasi yang berbeda-beda, rasionya berbeda-beda. Kami hanya bisa memberikan konfirm setelah mendapatkan konfirmasi dari fabric mills, seperti bisakah kirim secara on time? Kalau bisa,  berarti delivery bisa kami konfirm. Kami juga harus koordinasi dengan internal apakah masih ada ruang untuk produksi.

Berapa persen dari penerapan industri 4.0?

Penerapan teknologi 4.0 ada dua, yakni pengolahan data, dan otomisasi operasional. Pengelolaan data sudah hampir 100% otomatisasi. Namun untuk operasional pabrik antara 20-40% tergantung pabrik. Ada pabrik yang lebih generik, jadi kami bisa otomisasi misalnya dari gudang menuju cutting. Tapi ada juga yang masih manual walaupun mesin-mesin yang kami pakai terus upgrade.

(Saat ini Pan Brothers memiliki 23 pabrik yang tersebar di 8 daerah.)

Berapa investasi untuk penerapan industri 4.0?

Dari waktu ke waktu kami upgrade terus, otomatis kalau dikumpulkan ya jadinya besar. Setiap tahun upgrade sistem dan mesin antara US$ 7 juta-8 juta untuk seluruh grup. Teknologinya kami tidak impor langsung, melalui supplier lokal.

(Baca juga: Begini Proses Revolusi Industri 4.0 Diterapkan Perusahaan Skala Besar)

Berapa persen efisiensi yang didapatkan terkait industri 4.0?

Kami manfaatkan 100%, seperti kalian lihat saya sudah tidak pakai kertas dan pulpen, semua internal approval by system. Kecuali untuk kepentingan eksternal seperti menyurati pihak luar terpaksa saya harus pakai tanda tangan.

Berapa waktu produksi yang dibutuhkan dengan penerapan teknologi 4.0?

Dari proses konfirmasi sampai delivery rata-rata normal kan dulu 120 hari, kini kami bisa memproduksi dalam waktu 45 hari dan diharapkan bisa 30 hari. Saat ini rata-rata waktu global masih 60 hari.

Pabrik Konveksi Pan Brothers (Katadata)

Mulai kapan berlaku paperless?

Sejak lima tahun terakhir kami sudah tinggalkan kertas. Mulai tahun ini kami ubah quality control seluruhnya menggunakan gadget. Jadi kami bisa merespons segera data dari lapangan. Kalau manual kan kami kumpulkan data dari lapangan baru dimasukan, jadi ada jeda waktu. Sekarang kan kami serba langsung, real time.

Apa target dari penerapan industri 4.0?

Kami menargetkan meningkatkan kapasitas perusahaan tanpa mengurangi orang, atau meningkatkan kapasitas yang tidak hanya seiring penambahan orang. Jadi idenya industri 4.0 itu sebenarnya untuk menambah kapasitas tanpa harus menambah orang.

Atau kalaupun menambah orang, misal sekitar 4.000 orang, efeknya bukan cuma kenaikan produksi 10%, tapi bisa peningkatan 20-25%. Kenapa? Karena kami sama-sama tahu kan tiap tahun ada inflasi, dan kami harus bisa memastikan purchase cost tidak naik.

(Saat ini jumlah karyawan Pan Brothers berjumlah 35 ribu orang.) 

Kami beralih ke pertanyaan lebih personal. Anda memulai karier di Pan Brothers sejak 1997 dan kemudian pada 2015 mendapat anugerah dari Forbes sebagai salah satu The Most Powerful Women in Asia 2015. Apa hal yang penting yang mempengaruhi karier sampai sekarang?

Komitmen dan passion. Im very committed to what I do and very passionated to what I have. Karena itu memang saya punya endurance level yang tinggi. Karena tanpa saya komit dengan apa yang saya pilih dan passionated dengan apa yang saya kerjakan, tak mungkin saya bisa bertahan.

Yang pertama itu, komitmen atau passion dulu?

Saya berkomitmen terlebih dahulu. Dengan berkomitmen terhadap sesuatu, maka passion akan timbul. Itu seperti pepatah 'tak kenal maka tak sayang', jadi kalau kita komitmen dengan seseorang atau industri, otomatis kita ingin tahu dan mempelajarinya, setelah itu kita jadi jatuh hati atau timbul passion.

Setelah timbul passion itu otomatis bila bisnis naik atau turun, endurance tetap ada. Jadi saya selalu mengatakan komitmen itu number one.

Saya itu orangnya memang suka kerja dan selalu bilang kalau kita tidak mau kenal pekerjaan ya pasti semuanya jadi susah. Tapi kalau mengenal pekerjaan, kita passionated, semuanya jadi mudah.

Tak semua saya suka, tapi kalau semuanya itu mau dipelajari dan mendalami, ternyata gampang, sehingga jadinya senang.

Apa target Anda secara pribadi untuk Pan Brothers?

Targetnya Pan Brothers bisa jadi number one in the world. Orang lain bisa bilang: ini kan perusahaan Indonesia. So what? Doesn’t mean anything. Bukan berarti kita ini orang Indonesia tak bisa berkomitmen untuk tumbuh hingga ke level dunia.

Bukan berarti kita orang Indonesia tak bisa. Yang kita perlukan memiliki strategi yang kemudian diimplementasi dan eksekusi dengan benar.

Halaman: