Sritex: Produsen Resmi Seragam NATO

Ilustrator Betaria Sarulina
CEO PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) Iwan Setiawan Lukminto
Penulis:
29/9/2013, 23.00 WIB

KATADATA ? Indonesia adalah salah satu negara produsen tekstil terbesar di dunia. Negara ini menduduki peringkat 15 negara. Meski begitu sumbangan Indonesia masih kecil, sekitar 2 persen dari total produksi dunia.

Salah satu perusahaan yang bisa berjaya di pasar dunia adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Perusahaan yang didirikan sejak 1996 ini dikenal luas sebagai produsen pakaian militer tebaik di dunia. Sritex memasok pakaian militer ke 26 negara dan ditunjuk sebagai mitra resmi untuk memproduksi seragam militer bagi negara-negara yang tergabung dalam NATO.

CEO PT Sri Rejeki Isman Tbk, Iwan S Lukminto mengatakan saat ini terbuka peluang bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk memperbesar pangsa pasar di dunia. Berikut petikan wawancara tim KATADATA dengan Iwan S Lukminto.

Bagaimana posisi Indonesia saat ini di kancah perdagangan tekstil dunia?

Indonesia saat ini hanya menyumbang sekitar 2 persen produksi tekstil dunia. Ini sebenarnya membuat peluang untuk industri tekstil Indonesia tumbuh masih sangat besar.

Produk tekstil Indonesia tertekan oleh China. Bagaimana kemampuan dan daya saing produsen tekstil dan produk tekstil Indonesia menghadapi serbuan produk China?

Industri tekstil di China sebenarnya mengalami penurunan cukup signifikan. Tahun 2008 ada sekitar 33 ribu pabrik, sedangkan 2011 jumlahnya hanya sekitar 23 ribu pabrik. Berkurangnya jumlah pabrik-pabrik China membawa dampak positif. Produk benang kami umpamanya, sejak tahun 2012 sudah masuk ke pasar China dan terus berlanjut sampai saat ini. Produk tekstil memiliki pasar yang luas dan masing-masing produk memiliki segmen pasar sendiri-sendiri sehingga kompetisi tidak "head to head".

Untuk produk-produk tekstil yang kami hasilkan sudah terbukti dan teruji karena sudah tersebar di berbagai penjuru dunia dan pelanggan-pelanggan kami memiliki nama yang populer di tingkat global.

Beberapa tahun terakhir memang banyak produk tekstil China masuk ke Indonesia dengan harga murah. Produk itu sebenarnya produk sisa dan kualitasnya rendah. Banjirnya produk China juga disebabkan karena negara itu banyak memberikan subsidi dan insentif kepada eksportir. Kondisi itu sudah sangat berbeda karena sekarang pemerintah China sudah mengurangi subsidi dan akibatnya harga-harga mulai melambung. Tentunya ini perlu dicermati pula oleh pemerintah Indonesia untuk turut mendukung industri tekstil sehingga industri tekstil Indonesia tidak kalah bersaing dengan industri-industri di negara lain.

Apa kendala industri tekstil Indonesia menghadapi persaingan pasar global?

Kendala saat ini adalah tingginya tingkat suku bunga pinjaman dalam rupiah sehingga dapat mengakibatkan kurangnya daya saing industri tekstil. Selain itu masalah kenaikan upah buruh yang terlalu tinggi juga akan membebani industri tekstil karena industri ini menyerap banyak tenaga kerja.

Apakah penerapan SNI untuk produk tekstil sudah cukup efektif untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia, sekaligus mengerem serbuan produk impor?

Menurut saya kurang efektif, ini karena banyak orang Indonesia yang menyukai barang-barang impor. Serbuan produk impor tentunya akan terbendung jika masyarakat Indonesia lebih mencintai produk dalam negerinya. Cinta produk dalam negeri ini harus melekat kuat dalam hati setiap masyarakat kita.

Strategi apa yang diterapkan Sritex sehingga bisa menembus pasar global, termasuk memilih negara tujuan ekspor?

Ada 3 hal yang selalu kami perhatikan, yaitu kualitas, pengiriman tepat waktu serta harga yang kompetitif. Dengan selalu memperhatikan itu maka Sritex sukses menembus pasar global. Selain itu Sritex memiliki pelanggan yang setia dan selalu memprioritaskan order mereka ke Sritex.

Sritex sukses membangun divisi riset dan pengembangan. Apa sebenarnya pertimbangan Sritex membangun divisi riset?

Sritex membangun divisi riset sebagai perwujudan dari salah satu "Trilogi Sritex" yaitu hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Divisi riset mendukung Sritex melakukan inovasi sehingga perbaikan terjadi terus menerus. Kualitas meningkat dan jenis produk menjadi lebih beragam. Ini akan memberikan nilai tambah yang lebih besar.

Besaran dana yang dialokasikan untuk riset tidak terlalu besar karena Sritex sudah memulainya sejak tahun 1994 dan biaya yang besar adalah pada 10 tahun pertama. Saat ini Sritex sudah memiliki banyak contoh-contoh produk yang inovatif sehingga memudahkan dalam pengembangan ke depannya karena tinggal menggabungkan dan mengkombinasikan dari contoh-contoh yang sudah ada. Selain itu Sritex juga bekerjasama dengan pihak pemasok dan customer dalam riset yang dilakukan sehingga biaya riset dapat diminimalisir.

Apa saja produk-produk Sritex yang memiliki keunggulan spesifik bila dibandingkan dengan produk sejenis?

Sritex merupakan perusahaan tekstil yang terintegrasi secara vertikal dalam satu atap dan hal ini tidak dimiliki oleh kebanyakan industri tekstil di tingkat global. Dengan integrasi akan sangat mendukung dalam hal pengendalian proses produksi, pengendalian mutu serta biaya produksi.

Reporter: Redaksi