Erick meminta Bank Mandiri selain memberi pembiayaan juga melalukan pendampingan agar UMKM mendapat akses makanan atau produk-produk yang akan diolah dengan kualitas dan standar yang baik.

“Jangan karena keterbatasan dana mereka membeli bahan baku dengan kualitas yang rendah," ujar dia.

Untuk BNI, Erick meminta fokus kepada diaspora, pekerja migran, dan ekspor.

Erick menyebut saat ini terdapat 29 perusahaan diaspora UMKM binaan kantor cabang luar negeri (KCLN), 52 debitur untuk realisasi loan diaspora dengan jumlah pembiayaan 1.099 miliar dolar AS, jumlah eksportir sebanyak 312 debitur dengan Letter of Credit atau Documentary Collection.

"BNI sekarang menjadi bank internasional Indonesia yang fokus menggarap pekerja migran," ujar Erick.

Erick mengatakan, BNI memiliki kekuatan besar dalam menggarap pasar luar negeri lantaran memiliki cukup banyak kantor cabang, mulai dari Korea Selatan, Jepang, Hong Kong, Belanda, hingga Amerika Serikat.

Tak hanya memfasilitasi para diaspora yang ingin memperluas usaha, Erick juga menilai BNI dapat menjadi mitra yang tepat bagi para pekerja migran Indonesia di luar negeri.

Pekerja migran kalau sudah mendapat kontrak tidak perlu lagi menggadaikan rumahnya atau lahannya ke lintah darat, cukup menunjukkan ke BNI akan pinjamkan tanpa agunan sampai Rp40 juta,” kata dia,”supaya ketika mereka pulang bisa punya opsional, apakah mau jadi profesional atau jadi pengusaha."

Adapun BSI berfokus pada pengembangan ekosistem muslimpreneur. Erick mengatakan saat ini sudah ada kerja sama ekonomi umat bersama 637 ponpes dengan nominal Rp178,6 miliar, penyaluran sebesar Rp11 miliar dalam kerja sama Pertashop dengan 36 Ponpes.

Lalu ekosistem digital dengan 176 pesantren dan 3.846 masjid, serta 58 Bank Wakaf Mikro dengan total penempatan dana abadi sejumlah Rp 174 miliar.

Selain memberikan pembiayaan dan pendampingan, kata Erickn, BUMN juga menyiapkan tempat untuk UMKM kreatif dan jenama lokal dengan memanfaatkan aset BUMN yang  tidak teroptimalisasi, seperti Pos Bloc (Pos Properti). 

Tujuannya sebagai ruang kreatif  inklusif di Jakarta, dan segera menyusul di Bandung.

Erick meyakini UMKM merupakan detak jantung perekonomian Indonesia. Tidak mungkin Indonesia bisa menjadi negara maju jika UMKM-nya tidak maju.

“Kami juga tidak ingin Indonesia maju tapi didominasi produk asing. Ini sudah saatnya BUMN betul-betul melakukan aksi nyata untuk membangun ekosistem UMKM kita," kata Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah tersebut.

Erick berharap IKA Unpad dapat terus bergerak aktif bersama BUMN untuk mendorong UMKM naik kelas demi Indonesia yang maju, makmur, dan mendunia.

(Tim Riset Katadata)

Halaman: