Igloo Hadirkan Asuransi Lindungi Petani Padi dari Risiko Cuaca Buruk

ANTARA FOTO/Rahmad/foc.
Petani menunjukkan padi miliknya yang sudah busuk jelang masa panen akibat terendam banjir di Desa Meunje, Aceh Utara, Aceh, Kamis (13/10/2022). Data Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara menyebutkan, banjir besar yang melanda Aceh Utara telah merendam 4.901 hektare areal persawahan, seluas 259 hektar padi siap panen dipastikan puso sehingga petani gagal panen.
Penulis: Yanuar
17/11/2022, 16.49 WIB

Perusahaan insurtech regional Igloo meluncurkan produk Asuransi Indeks Cuaca berbasis blockchain pertama untuk petani padi, yang sering menderita kerugian akibat cuaca atau bencana.

“Asuransi Indeks Cuaca kami membantu mengurangi resiko yang dihadapi petani padi akibat kondisi cuaca buruk dan merugikan. Produk ini memungkinkan proses penyelesaian klaim lebih cepat, sederhana, dan objektif, serta membantu memberikan kemudahan proses pembayaran, berdasarkan peristiwa yang terjadi dan metrik resmi yang dapat diakses publik,” kata Raunak Mehta, Co-Founder dan CEO Igloo dalam rilis, Kamis (17/11).

Asuransi ini juga mempermudah petani padi mendapatkan akses asuransi serta harga yang lebih terjangkau. Selain itu, asuransi berbasis blockchain ini memanfaatkan kontrak pintar (smart contract) yang dapat mengotomatisasi klaim berdasarkan tingkat curah hujan.

Di Indonesia, kondisi cuaca yang tidak menentu sering kali menjadi kendala bagi para petani padi. Data dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumatera Selatan menunjukkan bahwa daerah penghasil beras terbesar ke-4 di Indonesia itu, mengalami penurunan hasil padi hingga 1,7 ton pada 2021. 

Pola cuaca yang berubah-ubah hingga banjir yang sering menggenangi area pertanian menjadi faktor utama penyebab gagal panen di wilayah tersebut.

Melihat tantangan tersebut, Igloo dengan teknologi insurtech end-to-end berupaya menciptakan solusi tepat guna yang didukung oleh ekosistem untuk menghadirkan asuransi pertanian yang dibutuhkan.

Pengalaman di Vietnam

Igloo menghadirkan Asuransi Indeks Cuaca pertama kali di Vietnam dan bekerja sama dengan PVI Insurance, Vietnam Meteorological and Hydrological Administration (VNMHA), dan perusahaan reasuransi internasional, SCOR.

Sebagai langkah awal, Asuransi Indeks Cuaca telah melindungi lebih dari 5.000 hektar lahan di Vietnam dan ditargetkan naik menjadi 50.000 hektar dalam beberapa musim ke depan melalui kerja sama dengan sejumlah perusahaan milik negara dan swasta.

Vietnam merupakan salah satu dari lima negara pengekspor beras terbesar di dunia, dengan 95% hasil ekspor berasal dari wilayah Delta Mekong. Meski demikian, produksi pangan tidak lepas dari tantangan kondisi iklim yang kurang baik, seperti banjir dan perubahan pola curah hujan yang mampu menurunkan produksi petani padi.

Asuransi Indeks Cuaca menggunakan data curah hujan dari Vietnam Meteorological and Hydrological Administration (VNMHA) dan dipantau oleh Igloo. Asuransi parametrik ini akan membayar kerugian berdasarkan kalkulasi yang telah ditentukan akibat cuaca atau bencana alam.

Selain itu, para petani juga dapat dengan mudah dan cepat mengajukan klaim tanpa perlu melakukan verifikasi individual sehingga biaya transaksi lebih terjangkau. Pengaturan pembayaran klaim berbasis blockchain yang diberikan juga mampu meningkatkan transparansi dan konsistensi sehingga menciptakan sistem yang kredibel.

“Tingkat perubahan iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya, ditambah dengan menurunnya rantai pasokan akibat Covid-19, mendorong kebutuhan adanya solusi asuransi pertanian bagi komunitas petani kecil,” kata Raunak

Igloo berupaya memberikan pendekatan yang terintegrasi dengan ekosistem yang lebih luas untuk memperkuat tingkat ketahanan petani yang berfokus pada inovasi produk dan distribusi. Peluncuran Asuransi Indeks Cuaca berbasis blockchain pertama ini telah memperkuat komitmen Igloo untuk membuat asuransi lebih mudah diakses dan terjangkau melalui teknologi.

Ke depannya, Igloo akan memperluas solusi asuransi Indeks Cuaca di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, sebagai negara penghasil beras terbesar ke-3 di dunia. Tingginya risiko akibat perubahan cuaca dan iklim yang tidak menentu diharapkan dapat teratasi dengan solusi Asuransi Indeks Cuaca serta melindungi petani dari kerentanan finansial untuk menanam kembali.

Hingga saat ini, Igloo telah memfasilitasi lebih dari 300 juta polis di Asia Tenggara dan berencana untuk memperluas solusi perlindungan ke sektor yang belum terlayani asuransi dengan pemanfaatan teknologi yang canggih.

Potensi bisnis Igloo terletak pada pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara yang diperkirakan mencapai 300 miliar dolar Amerika pada tahun 2025. Meningkatnya penetrasi asuransi digital membuka peluang baru bagi pemain digital dan perusahaan asuransi yang bernilai lebih dari 10 miliar dolar Amerika di kawasan ini.