Dampak Kartu Prakerja terhadap Daya Saing Perempuan Pengusaha

ANTARA FOTO/Ampelsa/tom.
Perempuan perajin keripik pisang melakukan produksi di salah satu dapur milik UMKM di Desa Cot Bau, Kecamatan Suka Jaya, Kota Sabang, DI Aceh, Senin (19/12/2022). Kartu Prakerja membantu meningkatkan tingkat kewirausahaan kaum puan.
Penulis: Dini Hariyanti - Tim Publikasi Katadata
22/12/2022, 18.14 WIB

Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja menyatakan, sebanyak 49 persen penerima Kartu Prakerja adalah perempuan. Sejak mengikuti program ini, ada kenaikan jumlah pengusaha perempuan penerima Kartu Prakerja mencapai 42 persen, menjadi 1,4 juta wirausaha perempuan. 

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional per Februari 2021, partisipasi kebekerjaan perempuan di Indonesia mencapai 54 persen, dibandingkan dengan laki-laki sebesar 82 persen. 

Dilansir dari Antaranews.com, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan bahwa Program Kartu Prakerja memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemandirian finansial, inklusi keuangan, dan keterampilan. 

“Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar mengikuti pelatihan (Prakerja) semua tergantung dari dirinya. Pertama, tergantung niatnya, kemudian keseriusan dan konsistensi saat belajar,” tutur Denni. 

Sitti Rabiah, warga Kota Ternate, Maluku Utara, merupakan penerima Kartu Prakerja Gelombang 2, tahun 2020. Teman dari ibundanya sempat menyarankan Sitti mengikuti Program Kartu Prakerja saat awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Kala itu, ia tidak bekerja dan sedang menunggu kesempatan untuk masuk perguruan tinggi.

Setelah mendaftar dan diterima dalam Program Kartu Prakerja, perempuan 21 tahun itu mengikuti pelatihan berjualan melalui media sosial. Ia belajar membuat konten yang menarik dalam pelatihan itu. Kemudian, Sitti diterima di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Khairun, Ternate. Ia lantas menjalani kehidupan perkuliahan sambil  itu berjualan produk perawatan kulit (skincare).

Menggunakan insentif dari Kartu Prakerja, Sitti menjual serum dan masker organik yang dikirim dari beberapa kota besar, untuk kemudian dipasarkan kembali di Ternate. Dari pengalamannya menjadi reseller, Sitti berhasil mendapatkan Rp 500 ribu dalam penjualan pertamanya.

Berbekal pengalaman tersebut, Sitti kemudian berjualan es cincau dan keripik balado. Pemasarannya dilakukan via Facebook, Instagram, WhatsApp dan aplikasi penyedia jasa pengantaran makanan. Sitti berencana untuk dapat membuat kios kecil untuk berjualan es cincau, yang ditargetkan dapat dilakukan dalam waktu ke depan. Saat ini dia tengah mengumpulkan modal dan mencari tempat untuk kiosnya.

Halaman: