Erick: BUMN Berperan Penting Antisipasi Kenaikan Harga Pangan

ANTARA FOTO/ Irwansyah Putra/foc.
Petani menanam bibit padi pada musim pertama tahun 2023 di Aceh Besar, Aceh, Sabtu (7/1/2023). Kementerian Pertanian berupaya meningkatkan program penguatan pangan, nilai tambah dan daya saing industri, riset, inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan dan pelatih untuk tercapainya target produksi padi sebanyak 54,50 ton pada 2023.
12/1/2023, 11.52 WIB

Selain itu, Erik menekankan BUMN harus bisa bertindak cepat saat melihat situasi perekonomian yang terus bergulir, salah satunya adalah potensi risiko inflasi. Terlebih menurut Erick, kenaikan inflasi tersebut disebabkan oleh dua pemicu, yaitu kenaikan harga Bahan Bakar Mesin (BBM) dan melonjaknya harga pangan.

Sebelumnya, salah satu langkah lain yang dilakukan oleh Erick adalah mempersiapkan BUMN sebagai pembeli siaga (off-taker) bahan pangan pokok. Namun, pelaksana fungsi off-taker tersebut mesti dimulai dari penugasan yang jelas dari pemerintah.

”Yang dapat menjadi salah satu katalisator adalah Bulog, di mana ketika dia mengambil barang (bahan makanan pokok), ternyata ketika harus dikeluarkan, malah tidak bisa keluar,” kata Erick pada awal Desember tahun lalu.

Mekanisme pelaksanaan fungsi off taker, kata Erick, dapat dilakukan dengan mengelola dana yang tersimpan di Perhimpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara). Melalui dana tersebut, BUMN pelaksana fungsi off taker akan menyerap bahan pangan pokok dari petani, baik di momen saat harga naik maupun turun.

”Salah satu mekanisme yang didorong adalah bagaimana ada dana besar ditaruh di Himbara dengan bunga rendah, lalu ID Food dapat ditugaskan sebagai market, dan Bulog sebagai stabilisator,” katanya.

Halaman: