Kebijakan sektor Migas dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dinilai berdampak positif bagi operator Migas di Indonesia. Dengan dukungan regulasi kondusif, PT Pertamina (Persero) akan terus memperkuat perannya sebagai BUMN di sektor Migas.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengapresiasi Kementerian ESDM atas dukungan penuh kepada Pertamina sebagai salah satu operator hulu. Dukungan ini mendorong perusahaan untuk meningkatkan cadangan dan produksi Migas serta mengembangkan wilayah kerjanya.
“Kami berterima kasih atas semua dukungan Pak Menteri Arifin Tasrif sehingga Pertamina bisa berkontribusi di sektor hulu. Tentu ini tidak lepas dari kebijakan Pemerintah yang semakin kondusif,” ucap Nicke.
Selain sektor hulu, tambahnya, dukungan kebijakan juga diterapkan pada harga Solar Subsidi dan Pertalite. Selama lebih dari dua tahun pandemi Covid-19, Pemerintah menjaga harga BBM Subsidi jauh di bawah harga pasar sehingga Pertamina dapat tetap menyalurkan BBM dengan harga terjangkau ke pelosok Indonesia.
“Dengan harga Solar Subsidi dan Pertalite yang stabil, di masa pandemi Pertamina dapat mendukung Pemerintah dalam menjaga inflasi dan daya beli masyarakat,” imbuhnya.
Pertamina terus memperkuat infrastruktur dan distribusi dengan menambah outlet penyaluran BBM dan LPG dalam rangka memperluas jaringan dan mendekatkan titik penjualan kepada masyarakat. Kini, Pertamina memiliki 7.904 SPBU dan 6.232 Pertashop. Sejak 2017, Pertamina telah membangun 417 SPBU di wilayah 3T dalam program BBM 1 Harga.
Untuk outlet LPG, saat ini jumlah agen PS0 4.950, agen Non PSO 860, pangkalan PSO 233 ribu dan Outlet Non PSO 55 ribu. “Ketika kegiatan ekonomi mulai menggeliat, tahun 2022 Pemerintah memberikan tambahan kuota BBM subsidi, sehingga kebutuhan BBM dan LPG di masyarakat tetap terpenuhi.”