“Kerja sama ini meliputi peluang industrialisasi bisnis rantai pasok PLTS yang terdiri dari rantai pasok industri Solar PV dan SPEB. Kami harap ini dapat dapat memenuhi kebutuhan EBT di dalam negeri maupun kawasan regional,” katanya.

Sementara, Direktur Utama Energi Baru TBS Dimas Adi Wibowo menyampaikan, kerja sama ini akan memperkuat kontribusi perusahaan dalam pengembangan proyek-proyek existing energi terbarukan untuk masa depan Indonesia yang lebih hijau.

Sejumlah pabrikan manufaktur PV dan baterai yang terlibat dalam kerja sama ini antara lain PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia, LONGi Solar Technology Co., Ltd, Jiangsu Seraphim Solar System Co., Ltd, Znshine PV-Tech Co., Ltd, Sungrow Power Supply Co., Ltd, PT Huawei Tech Investment, dan REPT BATTERO Energy Co.,Ltd.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kantor Perdana Menteri Singapura untuk pengembangan EBT. 

Kerja sama ini mencakup sama investasi pengembangan industri dan kapabilitas manufaktur EBT di Indonesia dari hulu ke hilir, serta perdagangan listrik lintas batas antar kedua negara yang memungkinkan masuknya devisa ke Indonesia.  

“Indonesia diharapkan mampu memproduksi solar panel dan baterai di dalam negeri. Ekspor berupa bahan jadi ini akan mendongkrak nilai ekspor dan meningkatkan devisa negara. Upaya ini akan memperkuat landasan Indonesia menuju lingkungan yang lebih hijau,’’ ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Halaman: