PT PLN (Persero) mendorong keterlibatan masyarakat dalam mengelola lingkungan. Kali ini, PLN kembali melakukan kolaborasi pengelolaan sisa abu pembakaran batu bara di PLTU.
Pengelolaan ini disebut juga dengan Fly Ash Bottom Ash (FABA) yang teruji sangat aman, efisien dan sudah banyak di manfaatkan sebagai bahan baku bangunan.
Dalam hal ini, PLN melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sukses Mandiri di kawasan Desa Manemeng, Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk membuat pengolahan FABA menjadi bahan baku konstruksi.
PLN tak hanya memberikan alat cetak paving block, dan batako tetapi juga memberikan pendampingan kepada BUMDes untuk bisa mengolah FABA menjadi bahan baku konstruksi.
Kepala Desa Manemeng, Jayadi mengapresiasi langkah PLN, menurutnya, mesin cetak yang diberikan oleh PLN akan memungkinkan pengguna FABA PLTU menghasilkan bahan bangunan berkualitas tinggi dengan proses yang jauh lebih efisien dan efektif.
”Kami sangat berterima kasih kepada PLN karena mendapat bantuan yang sangat bermanfaat bagi Desa Manemeng sehingga dapat menjadi kegiatan usaha bagi Bumdes Desa Manemeng,” ungkap Jayadi, dalam keterangan tertulis, Selasa (6/6).
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Sumbawa Barat, Tajuddin mengapresiasi langkah konsisten yang dilakukan oleh PLN dalam memanfaatkan FABA PLTU di wilayah Sumbawa Barat.
Ia menilai, melalui bantuan mesin produksi ini diharapkan dapat menciptakan kemandirian ekonomi pedesaan khususnya di desa Manemeng, sehingga BUMDes dapat bersinergi dengan UMKM sekitar.
“Kegiatan ini sangat positif sekali dalam rangka mendorong ekonomi pedesaan di Sumbawa Barat dengan memanfaatkan FABA sebagai substitusi bahan produksi,” ucap Tajuddin.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) Sudjarwo menjelaskan langkah PLN memberikan pendampingan ini sejalan dengan prinsip Enviroment, Sustainability and Governance (ESG) dan mendorong perekonomian masyarakat sekitar sehingga PLN bisa menerapkan Creating Share Value (CSV).
“PLN menjadi katalis dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sehingga meningkatkan kegiatan ekonomi dan nilai sosial secara bersama-sama,” jelas Sudjarwo.
Sebagai contoh, salah satu pemilik UMKM di wilayah Sumbawa, UMKM Sari Mandiri pada tahun 2022 mampu menyerap FABA mencapai 297,4 ton per tahun atau jika di rata-rata per harinya memanfaatkan FABA sebanyak 0,8 ton.
Sudjarwo memberikan gambaran, harga pasir per dump truck dari Lombok mencapai Rp1,4 juta, dengan adanya FABA saat ini UMKM dapat menggunakan pasir lokal sebagai campuran FABA yang per dump truck harganya sebesar Rp400 ribu.
Dengan begitu, UMKM dapat mendapatkan manfaat ekonomis dan dapat mengalihkan modalnya untuk mengembangkan usahanya.
Sudjarwo melanjutkan, melalui program kolaborasi dengan BUMDes Sukses Mandiri ini, dirinya berharap pemanfaatan FABA yang di produksi menjadi paving block dan batako akan semakin meningkat.
Sehingga mampu menciptakan peluang kerja baru dan manfaat lain bagi masyarakat sekitar serta mengurangi ketergantungan produk impor bahan konstruksi bangunan.
“Dengan bantuan mesin cetak paving block dan batako ini, PLN berharap BUMDes dapat lebih produktif, kas pendapatan BUMDes bertambah dan banyak tercipta lapangan kerja," kata Sudjarwo.
Tujuannya, tentu agar terwujud pembangunan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan sesuai prinsip Sustainable Development Goals.