Jurus Erick Thohir Sulap Semua BUMN Karya Untung

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan strateginya untuk menata ulang para BUMN karya.
Penulis: Dini Hariyanti
17/7/2023, 16.12 WIB

Baru-baru ini polemik BUMN karya satu persatu mencuat. Menteri BUMN Erick Thohir pun membeberkan strateginya untuk menata ulang para perusahaan pelat merah di bidang infrastruktur tersebut.

Erick menilai, beberapa pekerjaan rumah masalah BUMN Karya sudah tuntas. Misalnya, pemberian restrukturisasi pendanaan yang diterapkan pada PT Wijaya Karya (persero) Tbk alias WIKA.

Selain restrukturisasi utang, sosok yang menjabat sebagai ketua umum PSSI ini juga mengatakan bahwa ke depan, ia akan melakukan restrukturisasi jenis usaha sehingga memperkecil persaingan antar-BUMN.

"Ini sudah mulai. Kita sudah hire konsultan-konsultan grup. Sudah jadi kesepakatan sekarang," ucap Erick dikutip dari keterangan resminya, Senin (17/7).

Lebih jauh dia menjelaskan, selanjutnya setiap BUMN karya akan memiliki spesifikasi jenis usaha. Misalnya, BUMN Jasamarga dan HK akan fokus di pengembangan jalan tol, dan lain-lain.

“Misalnya untuk PT PP ya memang dia jagonya bangun gedung. Dia kasih kesempatan. Atau nanti ada yang jago bangun LRT, kereta api. Mungkin Adikarya. Jadi kita punya expertise," ucap Erick.

Erick tak menyangkal bahwa proses bersih-bersih BUMN akan memerlukan banyak waktu. Namun, dia yakin restrukturisasi utang dalam dua hingga tiga tahun akan selesai.

Sebelumnya, Menteri BUMN RI dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI pada Juni 2023, sempat membahas tentang BUMN karya yang hingga saat ini belum ada transformasinya.

Di dalam rapat tersebut, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau kerap disapa dengan Tiko menjelaskan, BUMN Kkrya saat ini menghadapi tiga masalah utama, contohnya masalah persaingan yang terlalu ketat, tata kelola keuangan, dan tata kelola secara manajerial.

Tiko mengutarakan, masalah pertama BUMN karya ini terletak pada pasarnya. Lantaran jumlahnya banyak sehingga terjadi persaingan yang terlalu ketat sehingga muncul perang harga.

“Itu berdampak ke margin yang tipis bahkan sampai merugi. Jadi yang dilakukan hanya memutar cash flow saja,” ujar Tiko.