Menteri BUMN Erick Thohir mengaku dirinya dipilih Presiden Jokowi untuk mengurusi BUMN-BUMN yang terindikasi melakukan praktik korupsi.
"Pak Jokowi mengajak saya masuk kabinet, khususnya untuk membenahi BUMN yang beliau merasa sangat korup, malah membebani pemerintah," kata Erick, dikutip dari keterangan resminya, Senin (17/7).
Erick menjelaskan, dia menyanggupi mandat Jokowi asal dirinya mendapatkan dukungan penuh dari presiden.
Saat pertama kali Erick menjadi menteri secara total ada 108 perusahaan BUMN.
"Kalau melakukan sesuatu pembersihan tetapi tanpa dukungan orang nomor satu tentunya sulit. Di situ, beliau berkomitmen ketika saya masuk BUMN bahwa saya akan diberi banyak fasilitas, contohnya wakil saya ada dua orang. Tidak ada menteri lain yang wakilnya dua, " tutur Erick.
Bukan pekerjaan mudah, Erick mengaku banyak pihak internal perusahaan BUMN yang kepanasan dengan upaya Erick mentransformasi BUMN, khususnya dengan memangkas para perusahaan pelat merah yang merugikan negara.
"(Di internal banyak yang enggak suka) pasti. Kalau transformasi sesuatu, saya fokuskan pada pengembangan SDM," ujar Erick.
Pada pertengahan 2022, dia sempat mengatakan, Kementerian BUMN berhasil melakukan perampingan jumlah perusahaan BUMN. Sebelumnya, ada 108 perusahaan di tubuh BUMN, kini yang tersisa hanya 42 perusahaan.
"Dengan kerja keras 108 perusahaan menjadi 41, tapi 42 lagi karena BSI, jadi telurnya naik satu lagi. Mudah-mudahan turun lagi jadi 41," tuturnya.