Menginjak usianya yang ke-25, PT Bank Mandiri Tbk terus menguatkan program tanggung jawab sosial masyarakat (TJSL) untuk memberi dampak positif bagi masyarakat.

Beberapa program yang dilakukan perseroan bertujuan untuk meningkatkan minat berwirausaha, sekaligus mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Salah satu program yang digelar perseroan adalah Wirausaha Muda Mandiri (WMM). 

Dilaksanakan 15 kali sejak tahun 2007, program pelatihan dan pengembangan wirausaha ini telah melahirkan lebih dari 60.000 pelaku usaha.

“Program WMM ini menjadi ekosistem pelaku usaha muda Indonesia yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian dan menularkan semangat usaha di kalangan generasi muda,” kata Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha dalam siaran pers, dikutip Selasa (12/9).

Tidak hanya itu, Bank Mandiri juga memiliki program Mandiri Sahabatku. Pelatihan kewirausahaan untuk pekerja migran Indonesia (PMI) ini dilaksanakan sejak tahun 2011. Mandiri Sahabatku telah diikuti oleh 17.000 PMI dari Hong Kong, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang. 

Program Mandiri Sahabatku sejalan penerapan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environment, social, and governance (ESG).

Dukungan untuk UMKM

Pertumbuhan ekonomi Tanah Air pada kuartal II 2023 mencapai 5,17 persen. Tren positif ini tak lepas dari bertumbuhnya jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Untuk itu, Bank Mandiri menggelar Mandiri Entrepreneur Expo.

Rudi mengatakan, program tersebut tak hanya diikuti oleh orang dewasa pelaku UMKM, namun juga anak-anak yang memiliki minat berwirausaha, termasuk para siswa sekolah dasar. “Melalui kegiatan ini mereka memiliki semangat untuk mengembangkan kreativitas dan kewirausahaan sejak usia dini,” ujar Rudi.

Mandiri Entrepreneur Expo merupakan rangkaian hasil kompetisi bagi UMKM binaan Rumah Badan Usaha Milik Negara (RB), serta WMM Junior yang tergabung dalam inisiatif uRBan Festival. Program uRBan Festival merupakan kompetisi UMKM yang mencakup beragam kategori, seperti kriya, fesyen, serta makanan dan minuman.

Selain sebagai ajang kompetisi, uRBan Festival menjadi wadah pendukung bagi fasilitator RB yang dikelola Bank Mandiri dan UMKM dari seluruh Indonesia. Para peserta diperkenalkan pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

Tak hanya itu, Bank Mandiri juga mengajak para petani untuk bergabung dalam Sistem Pengolahan Beras Terpadu (SPBT). Ini merupakan program untuk mendukung petani selama masa pratanam, tanam, panen, dan pascapanen. 

SPBT yang akan dibangun memiliki kapasitas produksi beras 3 ton/jam. Fasilitas ini dikelola lembaga berbentuk perseroan terbatas. Tidak hanya mengolah gabah petani, SPBT juga mampu menyerap beras medium dari pengusaha pengolahan beras tradisional setempat. 

Alhasil, SPBT akan dapat berproduksi sepanjang musim serta tidak mematikan usaha pengolahan padi milik warga. Dalam pembangunannya, SPBT akan dilengkapi dengan timbangan digital, gudang penyimpanan, perkantoran, dan tempat pembinaan.

Komitmen Sosial

Tidak hanya mengembangkan kewirausahaan, program TJSL Bank Mandiri juga mendorong kesejahteraan sosial masyarakat. Sebagai contoh, melalui Program Sepatu Harapan Bangsa, Bank Mandiri membagikan 25.000 pasang sepatu kepada siswa sekolah dasar dan menengah.

Pembagian sepatu ini difokuskan untuk anak-anak dari keluarga prasejahtera dengan melibatkan 12 kantor regional Bank Mandiri. Sejak diluncurkan pertama kali pada Juni 2022, Bank Mandiri menyerahkan puluhan ribu pasang sepatu di lebih dari 132 lokasi di seluruh Indonesia.

Menurut Rudi, Sepatu Harapan Bangsa merupakan bagian dari kampanye Urban Livin' Society yang digaungkan perseroan untuk membantu menyejahterakan masyarakat.

Dari sisi kepedulian terhadap lingkungan, Bank Mandiri mendorong pendekatan ekonomi hijau. Pendekatan tersebut diwujudkan melalui konsistensi dan dukungan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Mengusung Program Mandiri Bergerak Nyata untuk Lingkungan (Mandirian BER-NYALI), bank berlogo pita emas ini aktif mengonservasi lahan seluas 500 hektare yang tersebar di berbagai wilayah. Program ini selaras dengan komitmen keberlanjutan perseroan.

“Salah satu targetnya adalah mencapai Net Zero Emission (NZE) operasional pada 2030,” ungkap Rudi.

Proyek keberlanjutan ini diselenggarakan di Desa Bedono (Demak), Desa Pati Ayam (Kudus), Desa Kedung Malang (Jepara), dan Desa Mulyorejo (Pekalongan). Kegiatan ini meningkatkan ketahanan pantai dan hutan dari kerusakan lingkungan, serta memberi efek positif bagi ratusan pihak yang rentan terdampak.

Bank Mandiri berkolaborasi bersama pemerintah, dinas lingkungan hidup, kelompok tani, akademikus, dan aktivis lingkungan setempat. Bank Mandiri juga mendorong pemberdayaan ekonomi kreatif warga sekitar, termasuk menyediakan pembiayaan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan kemandirian masyarakat.

“Tentunya program-program lainnya akan terus kami gerakkan agar seluruh elemen masyarakat dapat tersentuh oleh kehadiran kami melalui kegiatan TJSL dari kami,” ucap Rudi.