PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengimplementasikan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) melalui Program Desa Energi Berdikari Kalijaran. Sesuai namanya, program ini diselenggarakan di area persawahan Desa Kalijaran, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng).
Desa Energi Berdikari Kalijaran digelar untuk mengatasi keterbatasan akses irigasi pertanian tadah hujan di tengah sistem pertanian yang konvensional. Program integrated farming berbasis energi terbarukan ini diresmikan pada Kamis (2/11).
Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, Maos menjadi salah satu lumbung padi di Jateng yang sangat potensial dalam membantu swasembada pangan. “Kalijaran memiliki potensi yang sangat baik, maka kami hadir menjadi bagian dari kemandirian ekonomi masyarakat melalui program TJSL Kilang Cilacap,” jelasnya dalam siaran pers, dikutip Jumat (3/11).
Tak hanya itu, KPI juga mendukung pemberdayaan ekonomi pertanian berbasis energi terbarukan di Kalijaran melalui Program Masyarakat Pengelola Pertanian Berkelanjutan (MAPAN) senilai lebih dari Rp270 juta.
“Kami berharap Kalijaran menjadi sentra pertanian organik terintegrasi, serta menjadi rujukan pengembangan pertanian modern berbasis energi baru terbarukan,” imbuh Taufik.
Anak perusahaan PT Pertamina yang menjalankan bisnis pengolahan minyak dan petrokimia ini pun memberikan dukungan untuk pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 9.700 watt peak. PLTS ini dapat meningkatkan jumlah debit air untuk pengairan hingga 117.600 liter per hari dan produksi pupuk organik hingga 70 kilogram per hari.
Fasilitas ini juga meningkatkan siklus panen, dari sebelumnya dua kali menjadi tiga kali per tahun. PLTS ini pun mampu menghemat anggaran pembelian bahan bakar minyak untuk irigasi sawah per hektare, dari Rp1,5 juta menjadi Rp1 juta.
“Serta, peningkatan produksi pertanian, dari 12 ton menjadi 12 ton. Ditambah, empat ton cabai per hektare selama satu tahun,” beber Taufik.
Desa Energi Berdikari merupakan program unggulan TJSL Pertamina yang berfokus pada pengembangan ekonomi berbasis energi terbarukan.
Program ini merupakan wujud komitmen KPI dalam memenuhi aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau enviromental, social, and governance (ESG), serta mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang ke-7, yaitu Energi Bersih dan Terjangkau.
KPI telah terdaftar pada Global Compact Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Global Compact (UNGC). Sebagai bagian dari penerapan aspek ESG, perseroan berkomitmen pada 10 Prinsip Universal UNGC dalam strategi operasionalnya.
“Program-program yang kami rancang selalu diselaraskan dengan aspek ESG ke dalam strategi bisnis perusahaan, serta memberikan manfaat bagi masyarakat agar berkembang dan berkelanjutan,” tandas Taufik.