PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membukukan laba bersih senilai Rp55,1 triliun pada tahun lalu. Dengan kata lain, laba perseroan naik 33,7 persen secara year on year (yoy).

Laba bersih tersebut menjadi yang terbesar sejak Bank Mandiri berdiri 25 tahun lalu. Pencapaian ini selaras dengan perekonomian nasional yang tetap resilien menghadapi volatilitas pada 2023.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, dari berbagai tantangan yang ada pada tahun lalu, kondisi ekonomi Indonesia tetap terbilang resilien. Kondisi ini dipengaruhi peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, dan inflasi.

“Pada sisi lain, ruang kinerja fiskal Indonesia masih besar untuk dapat terus mendukung perekonomian,” katanya melalui keterangan tertulis, Kamis (1/2).  

Kondisi tersebut direspons Bank Mandiri dengan menerapkan strategi tepat untuk menghasilkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan. Terbukti, sepanjang 2023 bank pelat merah ini mampu meningkatkan pertumbuhan volume bisnis di semua segmen.

Hal itu tampak dari total aset konsolidasi Bank Mandiri yang berhasil menembus Rp2.174,2 triliun pada pengujung 2023 atau naik 9,12 persen (yoy), dari Rp1.992,5 triliun. Kenaikan ini ditopang realisasi penyaluran kredit sebesar Rp1.398,1 triliun, setara kenaikan 16,3 persen (yoy), melampaui pertumbuhan kredit industri yang sebesar 10,38 persen (yoy).

Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, salah satunya didominasi kredit korporasi yang mencapai Rp490 triliun pada akhir 2023, tumbuh 18,3 persen (yoy). Kredit komersil juga menorehkan kinerja positif dengan pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan segmen lain, sebesar 21,2 persen (yoy) menjadi Rp238 triliun pada akhir 2023.

"Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong keberlanjutan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk segmen UKM dan mikro,” tutur Darmawan.

Halaman: