Pertamina melalui Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Hutan Pertamina memulihkan lingkungan melalui rehabilitasi mangrove di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan tersebut diselenggarakan bersamaan dengan aksi penanaman serentak dalam rangka memperingati hari bakti rimbawan ke-41 pada Jumat,7 Maret 2023 di pesisir Pantai Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah. Acara dihadiri lebih dari 500 tamu undangan dan warga sekitar.
Kegiatan rehabilitasi mangrove di NTT dikoordinir oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang merupakan upaya dan aksi nyata untuk memulihkan lingkungan serta memitigasi perubahan iklim.
Pada kesempatan ini hadir Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenkomarves Nani Hendiarti, PJ. Gubernur NTT Ayodhia Gehak Lakunamang Kalake, dan Waaster KASAD Bidang Tahwil Komsos Dan Bhakti TNI Brigadir Jenderal TNI Taufiq Shobri
Hadir pula Staf Ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Tasdiyanto, Kepala Balai Besar KSDA NTT Arief Mahmud, Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Brahmantya S. Poerwadi dan perwakilan dari beberapa perusahaan PT PLN (Persero), PT Pelindo (Persero) dan Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI).
Nani menyampaikan untuk mempercepat program rehabilitasi mangrove di Indonesia, dibutuhkan dukungan pentahelix, Kemenkomarves telah menggalang dukungan untuk menanam mangrove dari program TJSL sejak tahun 2021 dan akan terus berlangsung kedepannya.
“Pada kick off yang kita laksanakan hari ini diharapkan dapat menjadi salah satu bagian dari pencapaian target nasional 600.000 ha mangrove, dan kami harapkan terjadi peningkatan mata pencaharian masyarakat dari mangrove,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (11/3).
Program TJSL Hutan Pertamina yang sejalan dengan proses mitigasi perubahan iklim serta rehabilitasi hutan sudah dijalankan secara masif di seluruh wilayah Indonesia.
Saat ini sudah ada lebih dari enam juta pohon yang sudah tertanam di seluruh Indonesia dan terus akan bertambah di tahun-tahun mendatang.
Sementara itu, Brahmantya menyampaikan komitmen Pertamina untuk terus merehabilitasi mangrove.
“Tahun ini, Pertamina akan melaksanakan rehabilitasi mangrove di sekitar wilayah operasi Pertamina dan beberapa lokasi bekerja sama dengan Kemenkomarves serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diantaranya di wilayah NTT, Kalimantan Utara, dan Aceh Singkil,” katanya.
Program ini dijalankan sebagai bentuk implementasi komitmen environmental, social & governance (ESG) dan sustainable development goals (SDGs), terutama poin 13 penanganan perubahan iklim, poin 14 menjaga ekosistem laut, serta poin 15 menjaga ekosistem daratan.
Adapun Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake, SH, MDC menyampaikan apresiasi kepada seluruh instansi yang telah memperhatikan NTT.
“Kita ketahui hutan mangrove memiliki fungsi penting dari aspek ekologi, ekonomi maupun mendukung kehidupan sosial budaya masyarakat. Ekosistem ini habitat penjaga bagi kehidupan baik di daratan perairan laut dan menjaga kualitas atmosfer dari polusi karbon”, pungkasnya.
Harapannya, dari kegiatan rehabilitasi mangrove di Nusa Tenggara Timur (NTT) ini dapat mengajak masyarakat luas untuk lebih aktif mencintai lingkungan dan melakukan aksi peduli lingkungan. Pada akhirnya dapat membantu peningkatan kualitas lingkungan hidup dan juga kualitas hidup masyarakat.