Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap atau PLTGU Jawa-1 menjadi pembangkit terintegrasi terbesar di Asia Tenggara.
Proyek kolaborasi konsorsium Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), Marubeni, dan Sojitz ini berhasil menghubungkan pembangkit Listrik bertenaga uap dengan fasilitas penyimpanan sekaligus regasifikasi LNG LNG yang berada di atas sebuah kapal terapung atau disebut juga Floating Storage Regasification Unit (FSRU).
PLTGU Jawa-1 memproduksi Listrik bersih dengan kapasitas 1.760 Megawatt. Sedangkan FSRU memiliki kapasitas kargo sebesar 170.150 M3 dengan kapasitas regasifikasi 300 MMSCFD yang pasokan gasnya berasal dari ujung timur Indonesia, Tangguh, Papua.
Teknologi single-shaft combined cycle gas turbine (CCGT) generasi baru membantu PLTGU Jawa-1 beroperasi lebih efisien dan menghemat biaya produksi listrik.
Dari sisi operasional, pembangkit ini memiliki teknologi black start capability sehingga dapat melakukan self start up pada saat grid tidak menyediakan power untuk keperluan start up pembangkit.
Dampaknya, masa tunggu untuk proses sinkronisasi pada saat pemulihan dari pemadaman listrik akan lebih cepat.
Ditambah lagi, pembangkit ini menggunakan teknologi closed loop cooling tower system yang meningkatkan kehandalan dalam mengurangi volume penggunaan air laut dalam hal mendukung operasional pembangkit.
Dengan semua keunikan instalasinya, PLTGU Jawa-1 bisa menjadi salah satu pilar transisi energi yang menjadi kebanggaan Pertamina maupun Indonesia. Sebab, bukan hanya kapasitasnya yang terbesar di Asia Tenggara, tapi juga teknologi canggih yang digunakan.
“Banyak sekali kelebihan baik dari aspek operasional, finansial, dan lingkungan. Sebagai salah satu proyek strategis nasional, PLTGU Jawa-1 akan sangat mendukung ketahanan energi nasional sekaligus transisi energi di Indonesia,” ujar Chief Executive Officer Pertamina NRE John Anis, dalam keterangan resmi, Rabu (19/6).
Berlokasi di pusat beban jaringan listrik Jawa-Bali, PLTGU Jawa-1- mampu mengurangi potensi rugi hilang listrik pada saluran transmisi dalam proses pengiriman listrik untuk wilayah industri dan masyarakat.
Sebab, dapat dengan cepat memberikan pasokan listrik secara efisien ke grid jaringan yang berlokasi di Cibatu Baru, Bekasi.
Pencapaian PLTGU Jawa-1 ini tidak luput dari dukungan para pemangku kepentingan, antara lain Kementerian ESDM RI, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), PT PLN (Persero), dan lainnya yang secara simultan terus memberikan sumbangsihnya demi keberhasilan proyek strategis nasional ini.
“Terimakasih kepada semua para pihak yang mendukung, tentunya dukungan dari semua pihak terus diharapkan agar PLTGU Jawa-1 dapat menunjukkan operational excellence dan bisa membawa manfaat optimal bagi Pertamina dan NKRI,” tambah John.
Komitmen Energi Bersih
Sebagai proyek LNG-to-power pertama di Indonesia, Jawa Satu Power punya peran penting wujudkan transisi energi. Jawa Satu Power merupakan wujud komitmen Pertamina NRE dalam menciptakan iklim industri berkelanjutan.
Pertamina sebagai holding perusahaan energi selalu ikut serta dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Penggunaan LNG sebagai bahan bakar PLTGU Jawa-1 membuat emisi karbon lebih rendah, berpotensi mewujudkan penurunan emisi karbon hingga 3,3 juta ton CO2 per tahun, atau setara dengan menanam 130 juta pohon dewasa.
Pertamina NRE berkomitmen kuat untuk menjalankan amanah mewujudkan ketahanan energi nasional.
Selain itu, Pertamina NRE juga melakukan transisi energi yang adil dan berkelanjutan melalui pengembangan teknologi energi baru dan terbarukan yang rendah karbon untuk mencapai Net Zero Emission 2060.
Pertamina NRE juga siap melebarkan sayap ke kancah global dengan memproyeksikan ekspansi ke pasar luar negeri.