Wabah virus corona (Covid-19) menghantui dunia. Virus yang penyebarannya bermula di Kota Wuhan, Tiongkok itu telah tersebar ke lebih 90 negara. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, apalagi belum ada obat yang terbukti mampu mematikan virus tersebut.
(Baca: Deretan Penelitian untuk Menemukan Antivirus Corona di Tiga Negara)
Vaksin untuk menghambat perkembangan virus tersebut dibutuhkan untuk mencegah terus meningkatnya eskalasi wabah. Sejumlah lembaga pun menyatakan tengah berupaya membuat vaksin tersebut. Salah satunya adalah PT Bio Farma (Persero), BUMN farmasi.
(Baca: Jokowi: Tak Perlu Takut Berlebihan dengan Virus Corona)
Direktur Utama Biofarma Honesti Basyir menyatakan bahwa Bio Farma baru memulai penelitian karena telah memiliki sampel dari dua kasus yang dinyatakan terinfeksi. Namun diakuinya, penelitian membuat vaksi membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Normalnya, pengembangan pembuatan vaksin memerlukan waktu sekitar 10-15 tahun.
(Baca: Panduan Mencegah Penyebaran Virus Corona di Tempat Kerja)
Selain Indonesia, lembaga penelitian lain juga telah memulai membuat vaksin yang beberapa dikembangkan dari vaksin virus lainnya. Sebagai contoh Gilead Sciences yang telah memulai uji coba Remdesivir. Lembaga ini berkolaborasi dengan pemerintah Tiongkok. Adapun lembaga lainnya berasal dari negara Israel, MIGAL Galilee Research Instititue yang akan memulai uji coba sekitar 90 hari lagi.