Indonesia tengah membuat drone atau pesawat udara nirawak (PUNA) bernama Elang Hitam. Pesawat ini diproduksi oleh konsorsium Kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Udara, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Rencananya, seluruh uji kelaikan dan proses sertifikasi akan selesai pada 2023.
(Baca: Helikopter Bell-412 EPI, Alutsista Terbaru TNI)
Elang Hitam menggunakan mesin Rotax dari Austria, memiliki flight control system (FCS) asal Spanyol, dan dilengkapi persenjataan rudal. Selain itu, pesawat ini memiliki radius line of sight (LOS) sejauh 250 km, mampu terbang hingga 23 ribu kaki dan selama 30 jam, juga kecepatan maksimal 235 km per jam.
(Baca: Belanja Militer Negara di Perbatasan Laut Cina Selatan, Siapa Paling Besar?)
Indonesia membutuhkan drone untuk menjaga kedaulatan negara melalui pantauan negara. Oleh karena itu, berdasarkan kajian awal BPPT, sebanyak 33 unit drone akan ditempatkan di 11 pangkalan, atau tiga unit per pangkalan.