Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Inggris, British Petroleum (BP), merilis BP Energy Outlook 2019 yang membahas tentang proyeksi kebutuhan dan tantangan energi masa depan. Salah satu isu yang menjadi perhatian adalah meningkatnya permintaan akan energi, terutama sektor energi fosil. Kebutuhannya diproyeksikan terus meningkat hingga 2024.

Di Indonesia, kelistrikan merupakan salah satu sektor yang penggunaan energi fosilnya masih besar. Menurut catatan BP Energy Outlook 2019, persentase penggunaan batubara pada bauran energi sektor kelistrikan 2018 paling tinggi. Disusul kemudian oleh gas, minyak bumi, air, dan energi terbarukan. Emisi karbon dioksida (CO2) di Tanah Air mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2018, besaran emisi CO2 mencapai 543 juta ton, meningkat sebesar 5,2 persen dari tahun sebelumnya.

Keadaan ini merupakan tantangan bagi semua pemangku kepentingan untuk menghadirkan solusi, salah satunya melalui program low-carbon system. BP berkomitmen menerapkan prinsip More Energy, Less Carbon dengan strategi meminimalisir efek gas rumah kaca (GRK) dalam kegiatan produksi, meningkatkan kualitas produksi dengan menciptakan produk rendah jejak karbon, hingga menciptakan sumber energi terbarukan seperti biofuel, tenaga surya dan tenaga angin untuk ketahanan energi masa depan.