Sejumlah tantangan di sektor kelistrikan membuat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dihadapkan pada situasi yang sulit. Kebijakan membangun megaproyek pembangkit listrik tidak diikuti dengan pertumbuhan signifikan konsumsi listrik membuat beban PLN menjadi semakin berat. Jika beban ini tak tertangani, negara berpotensi ikut menanggung risiko.
Terdapat beberapa indikasi yang menunjukkan kondisi pelemahan kondisi keuangan PLN. Pertama, meski mengalami kenaikan penjualan, pertumbuhan penjualan listrik tidak sesuai target dan mengalami perlambatan dalam beberapa tahun terakhir. Situasi tersebut semakin berat dengan adanya kebijakan pemerintah untuk meniadakan kenaikan tarif listrik pada 2018 dan 2019.
Kedua, peningkatan harga batu bara yang merupakan sumber energi utama pembangkit listrik yang digunakan PLN. Ketiga, besarnya pengeluaran PLN juga disebabkan oleh peningkatan capex atau belanja modal. Keempat, potensi pemborosan akibat reserved margin yang berlebihan.
Kendati menghadapi sejumlah tantangan yang tidak ringan, manajemen PLN berkeyakinan bahwa kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi aman. Direktur Utama PLN Sofyan Basir menekankan bahwa PLN memiliki sejumlah sumber pendanaan yang bisa digunakan untuk mengamankan keuangan PLN. Apalagi, dia meyakini bahwa perusahaan masih tetap meraih keuntungan pada tahun ini.