Industri otomotif telah menjadi pilar penting dalam sektor manufaktur di Tanah Air. Ini terlihat dari pembentukan nilai tambah di industri ini yang mencapai Rp 174 triliun pada 2015. Pembentukan nilai tambah tersebut merupakan yang terbesar ketiga di antara industri manufaktur lain.
Dilihat dari penyerapan tenaga kerjanya, industri otomotif tergolong padat karya. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, total tenaga kerja yang terserap di sektor ini mencapai 1,46 juta orang pada 2013. Penyerapan terbesar terjadi pada outlet, bengkel, dan penjualan suku cadang retail non-resmi.
Kendati demikian, kontribusi sektor otomotif masih rendah dibandingkan negara lain. Sumbangan sektor ini terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya 2,8 persen, lebih rendah dibandingkan Malaysia sebesar 3,5 persen, Thailand 12 persen, atau Jerman sebesar 20 persen.