Sempat menyentuh titik terendah US$ 28/barel, harga minyak dunia perlahan-lahan naik lagi. Pada periode 20 Januari -10 Mei 2016, harga emas hitam ini telah terbang 63 persen ke level US$ 45,5 per barel.
Di tengah tren harga minyak rendah, negara-negara yang menggantungkan pemasukannya dari hasil produksi minyak dan gas pun ikut terdampak.
Untuk menahan harga turun lebih jauh, Arab Saudi dan Rusia, negara dengan produksi minyak tertinggi di dunia menggelar pertemuan pada 16 Februari lalu. Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi, Ali Al-Naimi menyatakan telah ada kesepakatan untuk menahan laju produksi demi stabilitas harga minyak di masa depan. Sejak ada pernyataan tersebut, harga minyak perlahan-lahan merangkak naik.