Lele merupakan salah satu komoditas perikanan populer Indonesia. Tak hanya sebagai bahan baku bisnis rumah makan, lele juga dapat dijadikan berbagai produk olahan. Bahkan, Lele menjadi komoditas ekspor yang diminati pasar internasional seperti Italia, Prancis, Korea Selatan dan Jepang.
Standar kualitas makanan yang diterapkan pasar ekspor mendorong perlu dilakukannya serangkaian perbaikan mulai dari budidaya hingga pengolahan produk. Empat upaya terobosan dari hulu ke hilir dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk ikan lele.
Pertama, pemerintah memperkenalkan bibit unggul Lele Sangkuriang yang merupakan perbaikan mutu dari varietas Lele Dumbo. Kedua, terkait budidaya, pemerintah mempromosikan sistem bioflok, yaitu penerapan daur ulang limbah budidaya menjadi pakan dengan melibatkan peran mikroorganisme yang dapat meningkatkan produksi dan menghemat penggunaan pakan. Ketiga, memperkenalkan sistem boster yang merupakan pemberlakuan sistem ketat kebersihan air dan keseimbangan lingkungan. Kemudian keempat, memperbanyak variasi olahan lele untuk meningkatkan nilai tambah. Berbagai olahan lele mulai dari abon hingga krupuk kulit dapat mencapai pengembalian investasi hingga 27,6 persen.
Sebagai salah satu bisnis rumahan, budidaya Lele merupakan bisnis yang menjanjikan. Selain mudah dijalankan, budidaya ikan ini telah berkembang di seluruh Nusantara. Tak mengherankan, jika produksi Lele naik lima kali lipat dari 144 ribu ton menjadi 543 ribu ton dalam kurun waktu 2009 hingga 2013. Ini menunjukkan minat masyarakat terhadap Lele semakin besar.