Gairah Pasar Menyambut Jokowi

Penulis:
Editor: Arsip
24/7/2014, 14.50 WIB

KATADATA ? Sejumlah lembaga finansial sebelumnya memperkirakan pasar akan merespons positif terhadap pencalonan dan terpilihnya Joko Widodo sebagai presiden Republik Indonesia ke-7. Faktanya, pergerakan indeks harga saham dan nilai tukar rupiah mengikuti perkembangan peristiwa menyangkut pencalonan Jokowi. Sejak awal pencalonan sebagai kandidat presiden oleh PDI Perjuangan pada 14 Maret 2014, pelaku pasar sudah bergairah merespons pencalonan Gubernur DKI Jakarta yang dianggap sukses memimpin ibukota tersebut. Jokowi diinginkan pelaku pasar karena dianggap lebih bersahabat kepada investor dalam menjalankan kebijakan ekonominya. Saat itu, indeks saham melonjak 3,3 persen dan nilai tukar rupiah menguat 0,26 persen menyambut pencalonan Jokowi. Dalam perkembangannya, respons pasar terhadap peristiwa yang berkaitan dengan Jokowi cenderung negatif. Selain disebabkan oleh penurunan elektabilitas, pelaku pasar bereaksi negatif lantaran perolehan suara PDIP tidak sesuai yang diharapkan dan hasil survei yang menunjukkan Prabowo unggul di wilayah strategis, seperti Jakarta dan Banten. Namun, ketika hasil perhitungan cepat atas pemilihan umum presiden memenangkan Jokowi, pelaku pasar kembali menyambut positif. Itu terefleksi dari kenaikan indeks saham dan nilai tukar rupiah sehari pasca pencoblosan pada 10 Juli 2014. Kenaikan ini berlanjut ketika Jokowi dinyatakan sebagai pemenang pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli 2014.

Reporter: Leafy Anjangi