KATADATA ? Kontrak gas Tangguh, Papua yang diteken oleh pemerintah Megawati menuai kontroversi dalam debat antar dua kandidat pasang calon presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Saat debat capres yang berlangsung, Prabowo-Hatta memojokkan pasangan Jokowi-Kalla dengan menyinggung soal perjanjian jual beli gas (PJBG) gas antara pemerintah dengan CNOOC Fujian, China yang merugikan Indonesia. Kontrak tersebut diteken pada 2002 saat pemerintah Megawati berkuasa. Berdasarkan kontrak tersebut, gas Tangguh dijual dengan US$ 2,4 per MMBTU dan volume 2,5 juta ton per tahun untuk jangka waktu 25 tahun.
"Saya berterima kasih kepada pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono, sejak 1 Juli berhasil menandatangani renegosiasi kontrak gas Tangguh sehingga memberi tambahan penerimaan ke negara Rp 250 triliun," ujar Prabowo.
Namun, Jusuf Kalla menyangkal bahwa dalam perjanjian kontrak jual beli gas Tangguh, ada klausul yang menyatakan bahwa setiap empat tahun sekali, harus direnegosiasi. "Pada 2008, saya berbicara dengan Presiden China, Hu Jintao siap bernegosiasi. Namun, begitu saya tinggalkan, tidak ada negosiasi. Jadi, tidak ada yang spesial."