Kewajiban menaati protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 menimbulkan efek samping. Salah satunya membanjirnya limbah masker medis bekas pakai. Di Jakarta saja, terdapat 1,54 ton limbah masker sepanjang April hingga Desember 2020. (Analisis Data: Banjir Sampah Plastik Selama Pandemi)
Jika tidak ditangani, limbah-limbah tersebut tak hanya menimbulkan persoalan lingkungan, tapi juga menjadi medium penularan penyakit. Alhasil sebelum dibuang, sebaiknya masyarakat mengolah lebih dahulu masker medis yang dipakainya. (Analisis Data: Mengapa Kurva Covid-19 di India Cepat Melandai Daripada RI?)
Caranya, dengan mencuci masker atau menyemprotkan disinfektan sebelum dibuang. Kemudian hindari menyentuh masker di bagian hidung dan mulut. Putus bagian pengait telinga dan potong masker dengan gunting. Masukkan masker tersebut dalam amplop atau plastik daur ulang.
Selain itu, masyarakat diharapkan menggunakan masker kain ketika berada di wilayah risiko rendah Covid-19. Apabila tetap menggunakan masker medis, selalu membawa plastik kecil saat bepergian untuk menyimpan masker sekali pakai sebelum dikelola di rumah. (Analisis Data: Potret Kemiskinan di Indonesia Akibat Covid-19)
“Banyak sampah masker di pantai atau hutan karena orang yang bepergian tidak membawa plastik atau zipper lock bag untuk menyimpan masker yang telah dipakai,” kata dr. Denita Biaya Utami dari Columbia University New York.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan