Panas bumi menjadi salah satu energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bagi pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) memiliki sejumlah keunggulan.
Pasokan listrik dari panas bumi terbilang andal. Sebab, bisa sebagai energi primer tumpuan untuk beban dasar (base load) dalam sistem jaringan ketenagalistrikan. Mengingat, sifat sumber energi ini yang konsisten dan dapat menyediakan energi sepanjang hari.
Selain itu, umur operasi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) juga relatif panjang. Rata-rata operasi komersial PLTP ialah 30 tahun. Adapun di Indonesia, PLTP di Kamojang sudah beroperasi selama 38 tahun sedangkan di Larderello, Italia, telah beroperasi lebih dari 100 tahun.
Sebagai pembangkit dari sumber energi terbarukan, keberadaan PLPT yang memiliki peran bagi pengurangan emisi karbon dioksida (CO2). Sebagai gambaran, ada potensi pengurangan emisi 9,76 juta ton CO2e per tahun dari operasi 15 wilayah kerja panas bumi Pertamina Geothermal Energy (PGE).