Sampah organik tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jakarta. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sebanyak 45,4% komposisi sampah di Jakarta berasal dari sampah organik.
Untuk mengurangi sampah organik di Ibu Kota, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakui Dinas Lingkungan Hidup tengah melakukan budidaya maggot.
Maggot adalah larva serangga Black Soldier Flies atau BSF yang dapat mengubah material organik menjadi biomassanya. Lalat ini berbeda dari jenis lalat biasa, karena larva yang dihasilkan bukan larva yang menjadi medium penyakit. Siklus hidup maggot terjadi selama 40 hari.
Dari sejak berbentuk telur lalat, maggot membutuhkan sampah organik untuk tumbuh selama 25 hari hingga siap dipanen. Maggot memiliki kemampuan mengurai sampah organik 1-3 kali dari bobot tubuhnya selama 24 jam, bahkan bisa sampai 5 kali bobot tubuhnya.
Satu kilogram maggot bisa memangkas 2-5 kilogram sampah organik setiap harinya. Jumlah ini bisa membantu pengurangan sampah organik di Jakarta secara signifikan. Maggot yang telah menjadi bangkai lalat BSF dapat digunakan sebagai pakan ternak karena proteinnya yang sangat tinggi yakni hingga 40-50%.
Nilai ekonomis yang bisa didapatkan masyarakat dari budidaya maggot adalah 100 gram maggot kering dapat dijual mulai dari harga Rp 15.000 hingga Rp 30.000.
Sejauh ini, budidaya maggot sudah dilakukan di pesantren di kawasan Jakarta Timur. Dengan budidaya maggot, pengurangan sampah organik di pesantren itu dapat mencapai 400 kilogram dalam sehari. Dinas Lingkungan Hidup juga berharap akan semakin banyak warga yang ikut membudidayakan maggot demi mengurangi sampah organik di Jakarta.