Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan gaji ke-13 yang didapatkan pekerja setiap tahun. Menurut Kementerian Tenaga Kerja, THR ditujukan untuk membantu memenuhi kebutuhan pekerja dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan, termasuk Idul Fitri.
Namun demikian, sebagian besar masyarakat Indonesia mengalokasi penggunaan THR untuk kebutuhan konsumtif. Survei dari Think With Google menemukan bahwa 53 persen masyarakat Indonesia memilih untuk membelanjakan THR ketimbang menabung atau berinvestasi. Temuan lainnya adalah 59 persen peningkatan belanja ditujukan untuk membeli barang konsumsi seperti makanan, pakaian dan gadget.
Perilaku konsumtif masyarakat erat kaitannya dengan kebiasaan berbelanja di hari raya. Padahal, apabila dialokasikan untuk investasi, THR yang diterima dapat menjadi safety net.
Sebagai ilustrasi, jika gaji yang didapatkan sebesar Rp 10 juta dengan kenaikan gaji 10 persen per tahun, maka gambaran THR yang diterima dalam lima tahun ke depan sebagai berikut:
● Tahun 1: Rp 10.000.000
● Tahun 2: Rp 11.000.000
● Tahun 3: Rp 12.100.000
● Tahun 4: Rp 13.310.000
● Tahun 5: Rp 14.641.000
Dari jumlah tersebut, dengan asumsi 35 persennya dialokasikan untuk investasi, maka besaran investasi setiap tahunnya adalah sebagai berikut:
● Tahun 1: Rp 3.500.000
● Tahun 2: Rp 3.850.000
● Tahun 3: Rp 4.235.000
● Tahun 4: Rp 4.658.000
● Tahun 5: Rp 5.124.000
Dengan asumsi 35 persen dari THR yang diterima setiap tahunnya dialokasikan ke investasi di Saham AS selama 5 tahun dengan pertumbuhan YoY sebesar 9,3 persen (mengacu pertumbuhan S&P 500 Index selama 5 tahun terakhir) maka perkiraan pertumbuhan asetnya adalah sebagai berikut:
● Tahun 1: Rp 3.500.000
● Tahun 2: Rp 7.674.450
● Tahun 3: Rp 12.620.872
● Tahun 4: Rp 18.449.326
● Tahun 5: Rp 25.283.929
Dengan kata lain, profit yang didapatkan investor setelah tahun kelima hampir Rp 2,9 juta atau setara 13,5 persen dari investasi yang dimulai. Dengan menahan godaan konsumtif, masyarakat dapat memanfaatkan uang yang didapatkan untuk sesuatu yang lebih bernilai di masa depan, seperti pendidikan, dana pensiun, atau dana darurat.
Berdasarkan kalkulasi di atas, THR dapat digunakan sebagai safety net di waktu resesi dan ketidakpastian ekonomi. Ada lebih banyak peluang terbuka jika kamu investasikan apa yang dimiliki sekarang, daripada membeli sesuatu yang bersifat sementara.
Jadi, kenapa tidak mencoba untuk #BukaPluangEmas dengan merubah kebiasaan dari konsumtif jadi investasi? Cek di link bit.ly/katadataBPE untuk mulai #BukaPluangEmas mu!
● #BukaPluangEmas adalah kompetisi investasi multi aset berbasis poin yang dapat diikuti oleh seluruh pengguna Pluang. Kompetisi berlangsung pada periode 27 Maret hingga 30 April 2023
● Selama periode tersebut, ada 9 kode promo yang akan dirilis dalam 3 Misi.
○ Misi 1 (27 Maret) Top up pakai LinkAja dan Investasi Saham AS, dapatkan bonus aset hingga Rp65.000
○ Misi 2 (7 April) Top up pakai GoPay dan Investasi Reksadana, dapatkan bonus aset hingga Rp65.000
○ Misi 3 (18 April) Top up pakai ShopeePay dan Investasi Emas, dapatkan bonus aset hingga Rp65.000
Pengguna dapat memulai misi kapan saja selama periode promo. Pemenang ditentukan berdasarkan siapa yang tercepat menyelesaikan seluruh misi sebelum periode promo berakhir. Di akhir misi akan ada 36 pemenang yang berhasil mencetak poin tertinggi dan berhak mendapatkan ratusan gram logam emas mulai dari nominal 1gr, 10gr hingga 50gr!