Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah atau Menkop UKM Teten Masduki menyoroti soal Project S yang sedang dikembangkan oleh TikTok. Proyek ini dianggap akan berpotensi merugikan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia.
Project S TikTok Shop pertama kali dilaporkan Financial Times pada 21 Juni 2023. Strategi menjual produk sendiri pada Project S Tiktok ini hadir dalam bentuk fitur Trendy Beat di Inggris.
Di aplikasi TikTok, fitur Trendy Beat hadir untuk menjual produk-produk yang sedang populer. Proyek ini dicurigai menjadi cara perusahaan untuk mengoleksi data produk yang laris-manis di suatu negara, untuk kemudian diproduksi di Cina dan dijual di TikTok Shop.
Di Indonesia, nilai transaksi pembelian kotor atau gross merchandise value (GMV) di TikTok Shop sepanjang tahun lalu senilai US$ 2,5 miliar. Angka tersebut menyumbang mayoritas atau 56,8% dari total GMV di Asia Tenggara senilai US$ 4,4 miliar.
Perwakilan TikTok Indonesia menyampaikan bahwa perusahaan selalu mencari cara baru untuk meningkatkan pengalaman komunitas TikTok. “Saat ini, kami dalam tahap awal bereksperimen dengan fitur belanja baru,” katanya kepada Katadata.co.id, Senin (26/6).
Hingga saat ini, fitur itu belum tersedia di Indonesia. Selain itu, tidak ada informasi bahwa fitur ini akan diluncurkan di Tanah Air dalam waktu dekat.