Kebutuhan pasokan rumah tinggal masih tinggi. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, terdapat 81 juta milenial yang belum memiliki rumah.
Erick mengatakan, pemerintah, swasta, dan BUMN pun mencoba memenuhi kebutuhan ini dengan membangun rumah lebih banyak. Namun pembangunan rumah untuk milenial harus memperhatikan akses transportasi publik. Akses ini dapat mempermudah orang melakukan berbagai aktivitas.
Di sisi lain, dia berharap generasi milenial dapat berhemat atau tidak menerapkan gaya hidup konsumtif.
“Lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan belanja untuk gaya hidup, yang akhirnya justru kebutuhan rumah tidak punya karena habis dipakai,” katanya dalam Akad Massal Serentak KPR Bank BTN, Selasa 8 Agustus lalu.
Persoalan kepemilikan rumah sebenarnya tidak hanya dihadapi milenial. Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut ada 10,5 juta rumah tangga yang belum memiliki rumah di Indonesia. Dari total tersebut, 41,7% dari generasi milenial dan 40,9% dari generasi X.
Tingginya harga rumah dibandingkan dengan gaji juga menjadi masalah untuk generasi muda Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata upah buruh atau karyawan hanya sebesar Rp2,9 juta secara nasional per Februari 2023.
Jika memasukkan upah ini ke dalam simulasi Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) di Rumah123, maksimal harga rumah yang bisa dikredit hanya Rp102,3 juta. Kemampuan kredit ini jauh lebih rendah dari median harga rumah nasional yang sebesar Rp267 juta.