Pada era digital seperti sekarang, tak sedikit orang tua yang memutuskan untuk membekali anak dengan ponsel pintar. Dampak penggunaan smartphone berlebihan bagi anak-anak rupanya tidak sepele.
Semakin lama durasi pemakaian ponsel maka risiko anak alami candu pun kian besar. Pasalnya, telepon seluler juga dilengkapi beragam fitur hiburan, berpeluang membuat pengguna semakin lengket dengan gawai.
Data Statista menunjukkan, 15 persen anak menggunakan ponsel selama lebih dari 4 jam per hari. Kecanduan ponsel di kalangan anak tak bisa dianggap enteng lantaran dapat memicu beragam gangguan.
Studi yang diterbitkan dalam Plos One menemukan, penggunaan ponsel yang terlalu sering akan berdampak terhadap perilaku anak. Stimulasi berlebihan dari ponsel juga bisa menyebabkan keterlambatan kognitif, gangguan proses belajar, peningkatan sifat impulsif, dan penurunan kemandirian.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan Boston College pada 2012 menyatakan, 75 persen anak berusia 9-10 tahun mengalami kesulitan tidur karena penggunaan ponsel berlebihan. Hal ini berdampak kepada kemampuan konsentrasi, kebugaran fisik, bahkan performa di sekolah.
Bahaya lain kecanduan ponsel turut diungkapkan melalui studi yang dipublikasikan The Journal of Pediatrics. Anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar ponsel cenderung mengkonsumsi minuman dengan kandungan gula tinggi dalam jumlah besar, serta kurang aktivitas fisik.
Melihat layar ponsel terlalu lama juga dapat menyebabkan mata anak mudah tegang sehingga penglihatan mudah buram atau berbayang. Kecanduan ponsel juga dapat menyebabkan anak enggan bersosialisasi. Akibatnya, anak tidak memiliki gambaran bagaimana cara dunia luar bekerja.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah anak kecanduan gawai. Salah satunya adalah tidak memainkan ponsel di hadapan anak. Apabila anak kerap melihat orang tuanya menggunakan ponsel, anak akan berpikir bahwa hal tersebut wajar dan akan meniru perilaku tersebut.
Orang tua juga bisa mengajak anak beraktivitas di luar rumah atau mengenalkan alternatif kegiatan lain seperti berolahraga, membaca buku, belajar memasak atau bahkan sekadar jalan-jalan. Orang tua juga perlu bersikap tegas dan disiplin apabila anak mulai merengek untuk bermain ponsel.
Orang dewasa, khususnya orang tua, perlu membekali anak dengan literasi digital sejak dini. Anak diharapkan bisa memiliki kecakapan digital serta memahami etika digital untuk diterapkan sehari-hari. Dengan demikian, diharapkan anak Indonesia makin cakap digital.