Pemberdayaan masyarakat merupakan kunci utama dalam mewujudkan transisi energi yang inklusif. Sebab masyarakat merupakan kelompok pertama yang merasakan dampak perubahan iklim.
PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan energi nasional pun berupaya mendorong adaptasi iklim pada tingkat tapak. Beberapa program di antaranya yaitu Desa Energi Berdikari, Desa Wisata, dan Hutan Pertamina.
Program Desa Energi Berdikari bertujuan untuk memberikan akses energi terbarukan kepada masyarakat. Hingga saat ini, Pertamina telah menginisiasi 76 program Desa Energi Berdikari di seluruh Indonesia.
Dari program tersebut, sebanyak 4.113 rumah tangga merasakan manfaatnya dan berdampak ekonomi sebesar Rp 1,9 miliar per tahun. Tidak hanya itu, program ini juga berhasil menurunkan emisi sebesar 715 ribu ton CO2eq per tahunnya.
Selain itu, Pertamina mendorong pariwisata berkelanjutan berbasis partisipasi masyarakat melalui program Desa Wisata Pertamina. Dengan 13 desa wisata unggulan, program ini berdampak bagi 5.500 penerima manfaat dan meningkatkan nilai ekonomi masyarakat hingga Rp 600 juta per tahun. Melalui program Desa Wisata Pertamina, perusahaan pelat merah ini juga berkontribusi terhadap pengurangan sampah sebesar 4,7 ton per tahun.
Pertamina juga mengupayakan konservasi melalui program Hutan Pertamina. Melalui program ini, Pertamina melakukan pelestarian hutan melalui penanaman pohon mangrove dan pohon daratan.
Saat ini Pertamina memiliki 267 program pelestarian keanekaragaman flora, temasuk merawat 6 juta lebih tanaman bakau dan tanaman daratan lainnya. Pelestarian hutan ini berhasil mengurangi emisi 120 ribu ton CO2eq per tahun dan meningkatkan pendapatan masyarakat sebesar Rp1,8 miliar per tahunnya.
Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting dalam mitigasi risiko dampak sosial dari peralihan ke energi baru terbarukan (EBT) sekaligus mempercepat transisi energi. Tentunya kolaborasi dengan berbagai pihak juga penting dalam mempercepat proses ini.