Presiden Joko Widodo mulai terbuka menunjukkan keberpihakan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hal ini terlihat dari pertemuan empat mata Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, dengan para petinggi partai pendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

Pada 5 Januari 2024, Jokowi melakukan makan malam dengan Prabowo. Sehari kemudian, giliran Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yang makan malam dengan Jokowi. Terakhir, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bertemu dengan Jokowi pada 7 Januari.

Jokowi mengaku membahas topik pilpres dalam pertemuan-pertemuan tersebut. “Bahas pemerintahan ada, bahas pilpres juga ada,” katanya saat peresmian Jalan Tol Pamulang-Cinere Raya Bogor di Depok, Jawa Barat pada Senin, 8 Januari 2024.

Pertemuan ini mendapat sorotan karena dianggap melanggar netralitas. Tuduhan ini terkait status putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka merupakan calon wakil presiden Prabowo Subianto.

Salah satunya adalah Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto yang mengatakan presiden seharusnya membuat pemilu berjalan demokratis dengan bersifat netral tanpa keberpihakan.

“Nggak boleh menggunakan alat-alat aparatur negara yang bisa merusak kualitas demokrasi kita,” katanya.

Kritik juga datang dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dia menyinggung manuver Jokowi yang kerap membela pasangan calon nomor urut 2. Menurutnya, cara tersebut tidak benar karena melanggar integritas aparat negara.

Menurutnya, ini juga bertentangan dengan pidato Jokowi selama ini yang memerintahkan TNI, Polri, dan ASN untuk netral dalam pemilu. “Saya selalu ingatkan, integritas itu tercantum dalam sumpah presiden,” kata JK di kediamannya di Jakarta Selatan pada Rabu 10 Januari.

Reporter: Bintan Insani