Pemerintah kesulitan memenuhi kebutuhan susu sapi dalam program makan bergizi gratis. Produk susu ikan kemudian diwacanakan sebagai alternatif pengganti sumber protein tersebut.
Jika merujuk data Kementerian Pertanian, Indonesia mengalami defisit susu sapi dalam tiga tahun terakhir. Sejak 2021, produksi susu Indonesia tidak pernah melewati satu ton. Padahal konsumsi susu Indonesia selalu berada di atas 4 ton.
Sis Apik Wijayanto, Direktur Holding Pangan ID Food, mengatakan penyediaan susu sapi memerlukan peternakan sapi perah terintegrasi. Pengadaaan mega farm tersebut diestimasikan memakan waktu dua hingga tiga tahun.
“Mungkin ada produk alternatif yang bisa dilakukan sebagai pengganti susu sapi misal dari ikan ada juga,” kata dia pada Rabu, 4 September lalu. Pangan ID Food merupakan eksekutor penyediaan susu dalam program makan bergizi gratis.
Susu ikan pada dasarnya adalah minuman yang dibuat dari hidrolisat protein ikan yang dicampur dengan pengemulsi, perisa, pengental, dan gula agar menghasilkan rasa dan tekstur yang menyerupai susu sapi.
Hardinsyah, guru besar Institut Pertanian Bogor, mengatakan seharusnya produk susu ikan disebut sari ikan atau jus ikan, seperti halnya kedelai atau almond.
“Konsentrat protein ikan yang diambil, dicampur dengan bahan lain, biar nanti rasanya dibuat sedemikian rupa seperti susu. Jadi tetap bukan susu,” kata dia pada 11 September lalu
Sementara ahli gizi Tan Shot Yen mengkritisi wacana penggunaan susu ikan sebagai alternatif susu sapi untuk program makan bergizi gratis. Menurutnya, pemerintah mengedukasi masyarakat tentang makanan bergizi.
“Kalau bisa makan ikannya, kenapa mesti ada pabrik susu ikan? Di daerah nggak ada ikan? Ada aneka telur, unggas. Kita butuh literasi dan edukasi. Bukan nambah industri,” kata dia pada 12 September lalu.