Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan sejumlah wilayah di selatan Indonesia berpotensi terjadi pembentukan siklon tropis. Beriringan dengan ini, sejumlah wilayah juga mendapat peringatan terjadi hujan ekstrem dan angin kencang hingga akhir tahun.
Sebelumnya, siklon tropis Senyar dengan kecepatan maksimum 80 km/jam memicu bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan akhir November. Siklon tropis ini terbentuk dari bibit siklon tropis 95B yang berkembang di perairan timur Aceh sejak Jumat, 21 November.
Siklon tropis disebut tidak lazim terjadi di Selat Malaka. Sebab, fenomena ini biasanya muncul di perairan dengan jarak 500 kilometer dari wilayah ekuator. Artinya, siklon tropis jarang terbentuk di dekat garis ekuator.
“Fenomena seperti siklon tropis Senyar tidak umum terjadi di perairan Selat Malaka, apalagi jika sampai berdampak pada daratan,” kata Direktur Meteorologi Publik BMKG, Kamis, 27 November.
Siklon tropis adalah badai berkecepatan tinggi dengan kecepatan angin lebih dari 63 km/jam atau lebih dari 34 knot.
Badai muncul akibat ketidakstabilan atmosfer. Tekanan udara yang rendah dan suhu air laut yang menghangat lebih dari 26,5 derajat celcius hingga kedalaman 60 meter berujung pada pembentukan awan cumulonimbus. Pusaran kemudian tercipta mengikuti rotasi bumi yang memengaruhi pergerakan angin.
Siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia umumnya muncul di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia pada periode-periode tertentu. Siklon berdampak pada peningkatan intensitas curah hujan, gelombang laut, dan kecepatan angin.
Berdasarkan catatan Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta, sejak 2017, setidaknya 10 siklon tropis pernah muncul di wilayah Indonesia. Siklon tropis ini kemudian dinamai dengan nama bunga atau buah.
Pada 2017, siklon tropis Cempaka dan Dahlia muncul masing-masing di selatan Provinsi Jawa Tengah dan barat daya Provinsi Bengkulu. Pada 2018, siklon tropis Flamboyan dan Kenanga muncul. Sepanjang 2019 hingga 2024, muncul pula siklon tropis Lili, Mangga, Seroja, Teratai, hingga Anggrek. Kebanyakan, siklon tropis ini muncul di barat daya Provinsi Bengkulu dengan kecepatan maksimum berkisar 65 km/jam hingga 75 km/jam.