10 Negara Penghasil Sampah Laut Terbesar di Dunia

Freepik
Ilustrasi Sampah Laut
Penulis: Tifani
Editor: Safrezi
7/11/2024, 10.50 WIB

Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sampah laut terbesar di Dunia, menurut data Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP). Data dari jurnal Science Advance yang terbit pada April 2021 lalu meneliti setidaknya terdapat hampir 1 juta ton sampah plastik yang terbawa oleh arus hingga ke laut lepas.

Tim peneliti mengestimasi, sebagian besar sampah plastik yang mencemari lautan dan berasal dari negara-negara Asia seperti, Filipina, India, Malaysia, China, dan Indonesia yang menjadi lima negara Asia dengan sampah plastik di laut terbanyak. Setidaknya, 70% sampah plastik mencemari lautan pada setiap tahunnya, yang mana lebih dari sepertiga sampah plastik di laut berasal dari Filipina.

Negara Penghasil Sampah Laut Terbesar di Dunia

Ilustrasi Sampah Laut (Freepik)
 

Melansir laman databoks.katadata.co.id, berikut daftar negara penghasil sampah laut terbesar di Dunia.

  1. Filipina 356,371 ton
  2. India 126,513 ton
  3. Malaysia 73,098 ton
  4. China 70,707 ton
  5. Indonesia 56,333 ton
  6. Brasil 37,799 ton
  7. Vietnam 28,221 ton
  8. Bangladesh 24,640 ton
  9. Thailand 22,806 ton
  10. Nigeria 28,680 ton

Apa itu Sampah Laut?

Ilustrasi Sampah Laut (Freepik)

 

Melansir laman National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), sampah laut didefinisikan sebagai material padat persisten yang diproduksi atau diproses dan secara langsung atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, dibuang atau dibuang ke lingkungan laut atau Great Lakes.

Beberapa jenis sampah laut yang paling umum dan berbahaya meliputi plastik, seperti puntung rokok, kantong plastik, dan bungkus makanan, serta peralatan penangkap ikan yang terbengkalai. Sampah laut juga dapat bervariasi ukurannya, mulai dari potongan plastik terkecil, yang disebut mikroplastik, yang mungkin terlalu kecil untuk dilihat dengan mata manusia, hingga kapal besar yang terbengkalai dan terbengkalai, puing konstruksi, dan peralatan rumah tangga yang dapat merusak habitat yang sensitif.

Meskipun beberapa barang ini pada akhirnya dapat rusak, yang lain dibuat agar tahan lama. Begitu berada di lingkungan, barang-barang ini mungkin tidak akan pernah hilang sepenuhnya.

Sampah tersebut berasal dari manusia dan dapat memasuki perairan, lautan, dan danau melalui berbagai cara dari aktivitas di darat dan di laut. Sampah laut diidentifikasi sebagai sampah daratan, sampah lautan, atau sampah bencana, tergantung pada sumbernya.

Sampah laut daratan berasal dari aktivitas manusia yang terjadi di darat, sedangkan sampah laut lautan berasal dari sampah, peralatan memancing, dan barang-barang lain yang hilang dari kapal atau anjungan di laut. Ketika badai, bencana alam, atau kecelakaan di laut menciptakan sejumlah besar sampah laut, ini disebut sampah bencana, dan dapat mencakup kapal yang ditinggalkan atau potongan-potongan bangunan.

Berapa Banyak Sampah di Laut

Sebuah studi memperkirakan bahwa pada tahun 2016, sebanyak 23 juta metrik ton sampah plastik masuk ke laut dan perairan di seluruh dunia. Angka ini mungkin terasa besar, tetapi bukan gambaran keseluruhan.

Angka ini tidak termasuk sampah laut yang tidak terbuat dari plastik, atau sampah laut yang berasal dari laut, seperti peralatan penangkap ikan dan kapal yang hilang.

Dampak Sampah di Laut

Ilustrasi Sampah Laut (Freepik)

 

Sampah laut, terutama plastik membawa dampak buruk bagi ekosistem. Tak hanya itu, sampah plastik dilaut juga membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia hingga keberlangsungan ekonomi.

Berikut ragam dampak sampah laut, terutama plastik:

1. Mengancam keselamatan hewan bawah laut

Hewan di lautan kerap salah mengira sampah plastik adalah makanannya. Terutama penyu yang semestinya memakan ubur-ubur, justru memakan sampah plastik di laut.

Setidaknya 267 spesies di seluruh dunia turut terkena bahaya sampah plastik, yang meliputi 84% penyu laut dan 43% mamalia laut. Bahkan saat ini, diperkirakan 3 dari 7 spesies penyu terancam punah.

2. Merusak terumbu karang

Terumbu karang berperan besar karena menyediakan habitat yang sangat krusial dalam kelangsungan hidup spesies laut. Bukan hanya itu, terumbu karang juga dapat menyesuaikan kadar karbon dan nitrogen dalam air serta menghasilkan nutrisi penting untuk rantai makanan laut.

Namun dengan lautan yang bergelimang sampah plastik, jumlah patogen di perairan meningkat cepat. Berdasarkan studi yang dipimpin Joleah B Lamb (2018), sebanyak 89% terumbu karang yang bersentuhan dengan plastik cenderung terjangkit penyakit.

Hal ini sangat mengkhawatirkan melihat fakta bahwa 60% dari terumbu karang rusak parah dan setengah dari Karang Penghalang Besar, terumbu karang terbesar di dunia telah mati.

3. Mengancam produsen oksigen terbesar bumi

Bahaya lain yang disebabkan oleh sampah plastik di laut adalah berkurangnya populasi fitoplankton. Padahal, tumbuhan yang hidup di air membantu produksi oksigen di lautan.

Tumbuh-tumbuhan, termasuk fitoplankton menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Berkat oksigen dari laut, setidaknya akan ada penurunan emisi karbon dioksida.

Namun jika sampah plastik mengganggu populasi fitoplankton, produksi oksigen dari lautan tentu akan berkurang dan membahayakan planet Bumi.

4. Merusak keseimbangan ekosistem laut

Adanya mikroplastik atau serpih plastik berukuran lebih kecil dari 5mm membuat nutrien di laut jadi tak seimbang. Dilansir dari situs repurpose.global, mikroplastik adalah ancaman yang besar untuk penyaring sekaligus pengumpan seperti ikan paus dan Manta Ray.

Padahal jenis ikan tersebut punya peranan besar pada setiap pergerakannya di lautan. Setiap harinya, mereka menyerap air dalam jumlah besar untuk kemudian disaring dan nutriennya disebarkan pada ribuan spesies bawah laut.

Sayangnya, sampah plastik yang sekarang memenuhi lautan dapat membahayakan ikan paus dan Manta Ray. Racun yang terkandung di dalam mikroplastik akan berbahaya bagi metabolisme dan fungsi reproduksi.

Begitu eksistensi ikan penyaring pengumpan terancam, dengan kata lain ekosistem juga turut terancam karena rusaknya keseimbangan nutrien di laut.

Demikian ulasan lengkap mengenai negara penghasil sampah laut terbesar di Dunia hingga dampak yang dihasilkan dari sampah laut.