LVMH adalah perusahaan yang dipimpin oleh Bernard Arnault. Tokoh miliarder yang digadang-gadang sebagai orang terkaya di dunia ini lampaui kekayaan Elon Musk, CEO dari Tesla Motors dan Twitter. Kesuksesan Arnault dalam berkarir juga menggambarkan perkembangan LVMH yang sangat pesat.
Merangkum dari situs LVMH, diketahui bahwa perusahaan ini awalnya merupakan gabungan dari rumah mode Louis Vuitton, Moet & Chandon, dan Hennessy pada 1987. Adapun perusahaan tertua yang menjadi bagian dari LVMH adalah Chateau d’Yquem, produsen anggur yang sudah beroperasi sejak tahun 1593.
Dalam sejarahnya, LVMH adalah perusahaan yang berawal dari ide Bernard Arnault yang memiliki keinginan untuk membuat grup perusahaan yang terdiri dari berbagai merek-merek mewah. Diketahui juga bahwa Arnault merupakan anak dari Jean Leon Arnault dan Marie Savinel bekerja di industri fashion mewah Perancis.
Maka dari itu, tak heran ketika Arnault memiliki minat dan tekad yang kuat untuk mengembangkan usahanya. Arnault mulai mengambil langkahnya ketika menjadi CEO di Financiere Agache dan kemudian mengambil alih Boussac Saint-Freres yang di dalamnya terdapat merek dagang Christian Dior.
NY Times mengungkapkan bahwa Arnault pada awalnya mengeluarkan banyak biaya agar bisa mengakuisisi LVMH yang saat itu juga dipegang oleh Guinnes. Pada tahun 1989, Arnault berhasil memegang saham 43,5% saham LVMH.
Hal tersebut membawanya menjadi Chairman di jajaran direksi LVMH. Sejak saat itu, Arnault memimpin LVMH dan merencanakan perkembangan serta ekspansi yang pesat. Hal tersebut juga ia tunjukkan dengan menggaet banyak merek fashion mewah dari berbagai penjuru dunia.
Beberapa di antara anak perusahaan LVMH yaitu Ao Yun, Berluti, Celine, Benefit Cosmetics, Bite Beauty, Chaumet, Sephora, Le Bon Marche, Cheval Blanc, Princess Yacht, dan masih banyak lagi. Hingga sekarang LVMH adalah perusahaan yang menghimpun 75 perusahaan ternama.
3 Anak Perusahaan LVMH
1. Louis Vuitton
Louis Vuitton menjadi salah satu merek fashion mewah tertua di dunia. Brand ini juga menjadi yang paling ikonik di deretan anak perusahaan LVMH. Didirikan oleh Louis Vuitton pada tahun 1854, eksistensinya masih bertahan kurang lebih 168 tahun hingga sekarang.
Mengutip buku Contemporary Fashion (1995) karya Richard, dikatakan bahwa Louis Vuitton menjual produknya melalui butik secara mandiri, gerai di department store mewah, dan e-commerce resmi. Merek ini juga biasa disebut dengan singkatan ‘LV.’ Logo inisial L dan V yang bertumpuk sangat ikonik.
Situs Famous Logos juga menyatakan bahwa merek dan monogram LV merupakan salah satu yang paling bernilai di dunia. Hal tersebut juga berkaitangan studi Millward Brown pada tahun 2010 yang menyimpulkan bahwa LV merupakan merek paling berharga ke-19 di dunia.
Berkembang sangat pesat, LV berhasil menduduki peringkat pertama di 10 daftar merek paling kuat yang dirilis oleh BrandZ pada tahun 2011. LV digadang-gadang memiliki nilai US$ 24,3 miliar dengan perbandingan yang sangat jauh dari peringkat setelahnya. Berada di naungan LVMH, LV menawarkan produk yang autentik.
Sementara itu, Richard (1995) dalam bukunya mengungkapkan sejak abad 19, LV memasarkan produk yang dibuat dengan tangan manusia. Diketahui bahwa pengrajin satu persatu mengerjakan produk dengan mengetuk paku dan menggubah kulit serta kanvas.
2. Charles & Keith
Sebelum diakuisisi oleh LVMH, Charles & Keith merupakan produsen produk fashion siap pakai yang didirikan oleh Charles Wong dan adiknya, Keith Wong pada 1996. Keduanya merupakan warga Singapura yang berhasil mengekspansi pasar hingga ke penjuru Asia, Timur Tengah, Eropa, Amerika Latin, hingga Afrika.
Demikian halnya dengan Indonesia, merek fashion ini secara perdana membuka gerai pada tahun 2015. Selain itu, mereka juga menyasar hampir seluruh negara di Asia Tenggara. Melansir situs CPP Luxury, Charles & Keith berhasil membuka lebih dari 230 gerai di seluruh dunia.
LVMH awalnya membeli 20% saham Charles & Keith pada tahun 2011. Hal ini tersebut juga menjadi titik balik untuk mereka membuka 40-50 gerai baru di India. Tak hanya itu, Charles & Keith juga berhasil merilis merek Pedro pada 2005. Pada saat itu, Pedro banyak memasarkan produk alas kaki pria.
3. Tiffany & Co.
Tiffany & Co. merupakan perusahaan LVMH yang resmi digaet pada Januari 2021. Dilansir dari situs Entrepreneur, pihaknya mengakuisisi Tiffany & Co. seharga US$ 15,8 miliar. Sejak itu, perusahaan yang bergerak di produk perhiasan ini banyak menyasar kaum muda dengan menggaet Jay Z dan Beyonce sebagai brand ambassador. Diketahui bahwa CEO yang sekarang memimpin adalah Anthony Ledru. Sedangkan pendirinya adalah Charles Lewis Tiffany dan John B. Young.
Diketahui bahwa perusahaan ini berpusat di Kota New York, Amerika Serikat. Mengutip dari NY Times, beberapa produk yang mereka distribusikan adalah perhiasan perak, porselen, kristal, alat tulis, wewangian, botol air, jam tangan, aksesoris, dan beberapa barang yang terbuat dari kulit.
Jika mengulik sejarahnya, Tiffany & Co. mencapai puncak kejayaan pada tahun 1870-an. Kala itu, mereka membuka toko di 15 Union Square West, Manhattan. NY Times juga mengungkapkan bahwa bangunan tersebut sangat klasik dan mewah sehingga patut dijuluki ‘istana permata.’ Lalu pada 1878, Tiffany & Co. berhasil menyabet medali emas untuk kategori perhiasan di Pameran Paris. Hal tersebut menjadi salah satu tonggak keberhasilan mereka dan membuat kesan mewah.