Simbiosis Parasitisme adalah Salah Satu Hubungan Ketergantungan

Unsplash
Ilustrasi, simbiosis antara organisme,
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Intan
14/2/2023, 12.10 WIB

Suatu organisme akan membutuhkan makhluk hidup lain dalam melangsungkan kehidupannya. Namun, tidak semuanya bersifat baik dan menguntungkan. Dalam ilmu biologi, terdapat istilah simbiosis yang biasa digunakan untuk menggambarkan hubungan antar makhluk hidup.

Britannica melaporkan bahwa simbiosis merupakan salah satu sistem kehidupan antara anggota spesies yang berbeda. Di dalamnya, terdapat asosiasi positif yang memberikan manfaat, sedangkan negatif berarti tidak menguntungkan serta berbahaya.

Melansir situs National Geographic, simbiosis merupakan gambaran dari mutualistik ketika dua organisme hidup bersama.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), simbiosis merupakan keadaan yang membentuk dua jenis zat, apabila kedua zat tersebut bersama-sama dalam lingkungan serupa. Simbiosis dapat mengacu pada keadaan hidup bersama secara erat antara dua organisme yang berbeda.

Singkatnya, simbiosis merupakan hubungan erat antara dua jenis organisme atau makhluk hidup yang berbeda. Terdapat tiga jenis hubungan simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.

Jenis-jenis Simbiosis

1. Simbiosis Mutualisme

Simbiosis mutualisme merupakan bentuk hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak. Masing-masing organisme memberi dan mendapat manfaat.

2. Simbiosis Parasitisme

Simbiosis parasitisme adalah hubungan yang terjalin ketika suatu organisme mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan yang satunya.

3. Simbiosis Komensalisme

Simbiosis parasitisme merupakan hubungan yang dimana satu organisme diuntungkan, sementara satunya tidak juga dirugikan.

Contoh Simbiosis

1. Simbiosis Mutualisme

a. Kutu daun dan semut

Mengutip dari Gramedia.com, ternyata kutu daun dan semut juga menjalin hubungan yang saling menguntungkan.

Diketahui bahwa kutu daun merupakan serangga yang menghisap getah serta mengeluarkan kelenjar berbentuk madu sebagai zat sisa.

Sementara itu, semut biasa mengkonsumsi sesuatu yang manis, termasuk madu. Menguntungkan baginya, madu yang dihasilkan semut daun akan disantap oleh semut.

Di lain sisi, semut memberikan keuntungan dengan berkoloni mengerubungi semut daun agar tidak dapat dihinggapi oleh predator dan parasit.

b. Kelelawar dan tumbuhan pemakan serangga

Kelelawar dan tumbuhan pemakan serangga juga menjalin hubungan simbiosis mutualisme. Diketahui bahwa kelelawar berbulu biasa memakai tumbuhan tersebut sebagai sarang.

Kelelawar akan masuk ke dalam tumbuhan tersebut. Tetap aman, tumbuhan pemakan serangga tidak dapat memakan kelelawar. Sementara itu, kelelawar di dalamnya akan mengeluarkan kotoran yang nantinya akan dihinggapi serangga sehingga bisa dikonsumsi oleh tumbuhan pemakan.

c. Burung pelatuk dan mamalia besar

Burung pelatuk banyak tersebar di kawasan Afrika. Selain itu, negara tersebut juga terkenal dengan satwa mamalia besar seperti jerapah, gajah, zebra, dan lain-lain.

Diketahui bahwa kutu merupakan salah satu binatang yang rawan menghinggapi mamalia besar tersebut. Kutu akan terus menerus menghisap darah dari mangsanya.

Adapun simbiosis mutualisme terjadi ketika burung pelatuk menghinggapi tubuh mamalia besar untuk memakan kutu yang ada di tubuh mereka. Mamalia besar mendapatkan keuntungan lantaran kutu yang akan lebih bersih. Sementara itu, pelatuk mendapatkan makanan.

d. Ikan badut dan anemon

Contoh ini menjadi salah satu yang paling umum disebutkan dalam contoh simbiosis mutualisme. Namun, tahukah Anda bahwa kasus ini belum ditemukan penjelasannya dari segi keilmuan?

Ikan badut akan berlindung pada anemon untuk menghindari predator yang bisa melenyapkan mereka. Sementara itu, sengat dari anemon juga dapat membersihkan tubuhnya.

Tak hanya itu, ikan badut juga akan menggerogoti parasite yang ada di tubuh anemon, memasok nutrisi untuk anemone dari kotorannya.

2. Contoh Simbiosis Parasitisme

a. Kutu daun dan tumbuhan

Kutu merupakan salah satu jenis serangga yang biasa menggerogoti tempat hinggapnya. Kutu juga ada yang hanya menghisap darah saja. Pada tumbuhan, kutu akan memakan getah yang ada pada tanaman.

Tentu hal tersebut menjadi keuntungan bagi kutu daun. Sebaliknya dengan tumbuhan yang semakin digerogoti dan getahnya senantiasa dihisap oleh kutu daun.

b. Nyamuk dan manusia

Hampir serupa dengan kutu, nyamuk juga merupakan serangga yang biasa menghisap darah. Salah satu sasaran empuknya yaitu manusia.

Nyamuk yang menghinggapi tubuh manusia akan mendapatkan makanan dengan menghisap darah. Sementara itu, manusia dirugikan karena darah yang telah dihisap serta rasa gatal dan kemerahan setelahnya.

Beberapa jenis nyamuk juga dapat menimbulkan penyakit berbahaya. Seperti demam berdarah dan malaria.

c. Kutu dan manusia

Selain hewan dan tumbuhan, kutu juga bisa bersarang pada tubuh manusia, tepatnya di bagian rambut. Kepala manusia biasa terdapat puluhan hingga ratusan ribu helaian yang mengakar. Perlu diketahui juga bahwa kebersihan dan kesehatan rambut patut untuk diperhatikan.

Salah satu akibat melalaikan dua hal tersebut adalah keberadaan kutu yang bisa menyebabkan gatal-gatal. Selain itu, kutu juga bisa bertelur dan bersarang dalam jumlah yang banyak.

d. Lalat dan buah

Contoh hubungan simbiosis parasitisme berikutnya adalah lalat dan buah. Diketahui bahwa lalat kerap menghinggapi makanan, tak terkecuali buah.

Lalat dapat menggerogoti buah serta bertelur. Hal tersebut juga dapat menyebabkan buah membusuk.

3. Contoh Simbiosis Komensalisme

a. Ikan remora dan ikan hiu

Melansir dari Gramedia.com, ikan remora merupakan ikan dengan alat penghisap yang dapat menempel pada ikan hiu atau ikan lain dengan ukuran yang lebih besar darinya.

Diketahui bahwa alat penghisap tersebut berguna untuk memakan sisa-sisa makanan yang menempel pada hiu.
Hal tersebut merupakan keuntungan bagi ikan remora. Meski begitu, hiu tidak dirugikan dan merasa terganggu.

b. Tumbuhan paku dan pohon jati

Contoh simbiosis komensalisme berikut adalah antara tumbuhan paku dan pohon jadi. Diketahui bahwa tumbuhan paku biasa menempel di pohon jati.

Adapun tujuannya yaitu memperoleh cahaya matahari lantaran pohon jati lebih tinggi dan mudah terpapar sinar matahari.

Meski begitu, pohon jati tidak dirugikan dengan keberadaan tumbuhan paku yang menghinggapinya.

c. Sirih dan inangnya

Dalam pertumbuhannya, sirih membutuhkan sinar matahari agar senantiasa bisa berfotosintesis. Untuk memaksimalkannya, sirih biasa menempel pada inang sebagai tempat tinggal serta mendapatkan paparan sinar.

Sementara itu, tumbuhan inang tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian apapun.

d. Rafflesia dan akar pohon

Bunga rafflesia dapat menempel di pohon untuk bertahan hidup serta mencari makan. Sementara itu, keberadaan rafflesia tidak mengganggu pohon.