Makhluk hidup memiliki sifat alami untuk menyesuaikan dengan lingkungannya. Hal tersebut biasa disebut dengan adaptasi. Tidak hanya manusia, organisme lain juga kerap melakukan adaptasi agar tetap bertahan hidup di habitatnya. Termasuk hewan, tumbuhan, dan lain-lain.
Apabila tidak berhasil menyesuaikan diri, biasanya organisme memilih untuk berpindah ke lingkungan lain. Namun, adaptasi memiliki konsep yang kompleks apabila dibedah dari perspektif keilmuan biologi. Selain perilaku, adaptasi dapat dilakukan tergantung dari struktur tubuh hingga peranan jaringan dan sel di dalam tubuh.
Terkait dengan itu, kali ini Katadata.co.id akan membahas lebih lanjut tentang macam-macam adaptasi. Simak tulisan berikut.
Pengertian Adaptasi Menurut Ahli
Menurut Charles Darwin melalui rilisan National Geographic dan teori evolusi yang dicetusnya, ia mendefinisikan adaptasi sebagai mekanisme biologis, organisme akan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru atau perubahan dalam lingkungan mereka saat ini.
Lebih lanjut, Wilsie melalui buku yang berjudul Crop Adaptation and Distribution (1962) menerangkan bahwa adaptasi adalah fitur organisme yang memiliki nilai kelangsungan hidup di bawah kondisi yang ada dari habitatnya.
Robbins pada buku Perilaku Organisasi (2003) menyebutkan bahwa adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah.
Dalam ilmu biologi, adaptasi mengacu pada proses spesies menjadi cocok dengan lingkungannya. Hal tersebut terjadi akibat seleksi alam yang berpengaruh terhadap variasi yang dapat diwariskan ke beberapa generasi setelahnya.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adaptasi adalah penyesuaian terhadap lingkungan pekerjaan, dan pelajaran.
Namun, kali ini fokus pembahasan mengenai adaptasi yaitu yang sifatnya alami dari suatu makhluk hidup atau organisme. Singkatnya, adaptasi merupakan bentuk penyesuaian diri.
De Miccro dan Arrone di dalam Plant Response to Drought Stress (2012) menyebutkan bahwa adaptasi dibedakan menjadi empat. Di antaranya yaitu adaptasi morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini.
Macam-macam Adaptasi
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan perubahan struktural yang memberi organisme peluang lebih besar untuk bertahan hidup di habitatnya. Hal ini mengacu pada bentuk atau struktur tubuh makhluk hidup yang sesuai dengan lingkungannya. Misalnya beruang kutub yang memiliki kulit dan bulu yang tebal untuk melindunginya dari udara yang sangat dingin.
Mengutip dari situs Byjus, morfologi berkaitan dengan sifat fisik yang dapat diamati dan terlihat oleh mata. Misalnya warna kulit, sayap, ekor, serta struktur tubuh lainnya.
2. Adaptasi Anatomi
Adaptasi anatomi juga berkaitan dengan fitur tubuh yang dimiliki. Misalnya kucing yang memiliki kuku tajam sebagai cakar. Hal tersebut akan mempengaruhi adaptasi lain yang dapat dilatihnya dari sang Induk.
Adaptasi anatomi dapat diamati melalui struktur tumbuhan (atau organisme lain). Termasuk penyesuaian fungsi fitur tubuh terhadap lingkungan.
3. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi terjadi dari dalam tubuh, tepatnya jaringan dan sel. Termasuk organ dalam tubuh dan perubahan tingkat hormon. Hal ini dapat membantu organisme tetap bertahan dan mampu merespons perubahan di lingkungan.
Adaptasi fisiologi juga berkaitan sistem metabolisme organisme. Contohnya enzim yang digunakan untuk mencerna dan mengeluarkan zat. Demikian dengan makhluk hidup yang tubuhnya tidak memiliki enzim pencerna zat tertentu tidak bisa memakan rumput dari tidak dapat mencernanya.
4. Adaptasi Perilaku
Adaptasi perilaku merupakan upaya yang dilakukan makhluk hidup sebagai respons terhadap beberapa jenis rangsangan dari luar untuk bertahan hidup. Contohnya adalah beruang yang melakukan hibernasi selama musim panas. Selain itu, contoh lain adalah migrasi yang dilakukan burung karena perubahan musim.
Demikian penjelasan tentang macam-macam adaptasi pada makhluk hidup. Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa adaptasi tidak selalu harus berhasil. Untuk menindaklanjutinya, organisme dapat berpindah lingkungan atau habitat.
Contoh Adaptasi
Contoh yang patut diketahui salah satunya adalah adaptasi tanaman terhadap intensitas cahaya. Apabila rendah, luas daun akan diperbesar untuk mengurangi penggunaan metabolit agar dapat menurunkan jumlah cahaya yang direfleksikan.
Levitt di dalam bukunya yang berjudul Responses of Plants to Environmental Stresses: Water, radiation, salt, and other stress (1980) menjelaskan, bentuk adaptasi tanaman terhadap naungan dapat dilakukan melalui dua mekanisme. Di antaranya adalah morfologi dan anatomi daun. Tujuannya yaitu untuk memaksimalkan penangkapan cahaya dan proses fotosintesis yang efisien.
Selain itu, dijelaskan juga mekanisme toleransi yang ada kaitannya dengan penurunan titik kompensasi cahaya dan respirasi agar lebih efisien.
Dalam kasus tersebut, tanaman naungan ditandai dengan rendahnya titik kompensasi cahaya rendah dibanding dengan tanaman cahaya penuh.
Hal lain yang dipengaruhi oleh intensitas cahaya adalah pembesaran dan diferensiasi sel. Diketahui apabila ruas batang tanaman lebih panjang dan tersusun dari sel-sel berdinding tipis serta ruang antar sel lebih besar, jaringan penguat dan pengangkut lebih sedikit.